05 November 2008

CORE - Penumbuh Jiwa Kreatif

Cari Tahu

Kebutuhan bisa jadi merupakan induk penemuan hal-hal yang sebelumnya tidak ada namun rasa ingin tahu adalah induk penemuan hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya. (Charles Handy: The Age of Unreason).

Kebutuhan, kesulitan dan tekanan memicu manusia untuk menggunakan otaknya secara optimal mencari jalan keluar. Ketika harga minyak dunia menggila hingga 140 dollar maka muncullah berbagai energi alternatif mulai batubara, gas bumi, bio energi, nuklir dan sebagainya bahkan ada yang berfikir diluar kewajaran untuk menjadikan air sebagai bahan bakar hingga lahir proyek “blue energy”. Sayangnya ketika harga minyak kembali turun bahkan sampai level 60 dollar, semua dorongan untuk berkreasi tersebut pun padam secara berlahan.

Tuntutan menghasilkan produk yang lebih murah, lebih cepat, lebih mewah, lebih banyak dan sejenisnya juga menjadi penyebab seseorang berfikir keras mencari solusi. Dahulu orang cukup memanfaatkan binatang seperti onta, kuda dan keledai untuk jadi kendaraan tetapi keinginan untuk bergerak lebih cepat dan tidak merepotkan akhirnya melahirkan sepeda, becak, motor, mobil, pesawat terbang, jet bahkan kini orang sedang mencari cara bisa berpindah dari satu tempat ke tampat lain dalam seketika. Artinya, sebagian besar penemuan adalah pengembangan dari yang sudah ada.

Sebagian kecil penemuan terlahir karena rasa ingin tahu yang terpelihara setelah melihat sesuatu sebagai stimulan sampai benar-benar keingintahuan tersebut terpuaskan. Hampir semua manusia pernah mengalami rasa ingin tahu dan penasaran, hanya saja justeru sebagian besar mereka hanya memendam rasa itu seiring berjalannya waktu. Padahal, sangat boleh jadi stimulus ini sengaja diturunkan Tuhan kepada kita agar kita kaji lebih jauh sehingga kita bisa menemukan sesuatu yang belum pernah diketahui orang lain.

Apapun motivasi awalnya, jika kita terus mencari jawabannya hingga tuntas maka kitalah orang kreatif itu. Bayangkan jika orang-orang berikut tidak menyalurkan rasa ingin tahu mereka :

Jika Newton, ketika mengamati jatuhnya sebuah apel dari tangkainya hanya berpikir “apa itu?”, mungkinkah teori gravitasi berkembang di jamannya?
Jika Edwin Land tidak terpicu rasa ingin tahunya ketika putrinya ingin segera melihat foto liburan mereka, mungkinkah foto langsung jadi sudah ada hari ini?
Jika Richard James, seorang insinyur AL USA tidak memperhatikan apa yg terjadi ketika dia menjatuhkan pegas torsi, akankah anak-anak bisa menikmati lucunya Gelang-Gelang Spiral.

Olah Keterbukaan

Perubahan adalah sebuah keniscayaan, sekuat apapun kita mempertahankan diri dengan cara statis (tidak mau berubah) maka akan berujung kepada kekecewaan karena kita akan menjumpai bahwa kita pada akhirnya hanya menjadi orang-orang yang tertinggal, tersisih, dianggap kuno dan ditinggalkan. Karena itu, jika ingin bertahan dalam kemenangan bersikaplah ”fleksibel”.
Kebiasaan buruk kita adalah hanya mau menerima keyakinan yang sudah baku dan mencurigai hal baru. Padahal, Fakta baru yang dipadukan dengan keyakinan lama akan menghasilkan lompatan yang signifikan.
Jika Anda menutup diri, mengabaikan, atau mengolok-olok gagasan orang lain, maka Anda tidak akan pernah meninggalkan zona kenyamanan untuk menemukan dunia luar yang membentang luas.

Resiko

Ibarat anak yang baru belajar berjalan, jatuh adalah resiko yang harus dibayar. Demikian juga ketika kita mencoba memasuki dunia baru maka resiko yang harus kita hadapi pasti sedang menanti, diantaranya:
 Resiko memasuki kegelapan
Ibarat kita harus memasuki sebuah ruangan yang belum kita kenal dalam keadaan gelap gulita. Terperosok, tersandung, tersangkut, terjatuh, terjedot adalah resiko yang harus kita bayar. Lambat laun, mata kita akan menyesuaikan diri dalam kegelapan.
 Resiko Menantang nasib
Ketika seseorang mengalami kegagalan maka alibi terbaik adalah mengatakan ”ini sudah nasib”, seolah dia tahu benar bahwa nasibnya memang harus gagal. Trauma kegagalan inilah yang akan membedakan karakter seseorang ada fighter sejati yang tidak peduli berapa kali dia gagal dan terus maju menerjang. Namun, ada juga kelinci sejati yang hanya dengan satu atau dua kegagalan menjadikannya mengambil kesimpulan “ini sudah nasib saya”. Hidup ini seperti permainan. Seperti anak kecil yang sedang asyik bermain, harusnya kalah atau menang, berhasil atau gagal tidak membuat kita kapok.
 Resiko untung-untungan
Dunia dan isinya selalu terikat pada hukum ketidakpastian. Terkadang, dengan sedikit usaha dan pengorbanan seseorang bisa meraih kesuksesan. Sebaliknya, tidak sedikit orang yang sudah mengerahkan segala potensi tetapi kesuksesan tidak kunjung tiba. Yang harusnya jadi fokus kita adalah mengoptimalkan potensi kemenangan dan keberhasilan dari ”sekedar untung-untungan” sampai dititik ”secara logika pasti berhasil”.Setelah berusaha secara optimal maka pemegang kartu adalah Tuhan. Biarlah tangan-Nya yang bekerja. Tapi jangan lupakan bahwa Tuhan Maha Adil, tidak mungkin menganiaya hamba-Nya dan berlaku tidak adil. Jika akhirnya kegagalan juga yang menghampiri kita, pastikan bahwa ”sesuatu terjadi (ditetapkan) karena suatu alasan”.
 Resiko jadi bahan tertawaan
Banyak prestasi kreatif harus dimasyarakatkan bahkan sejak awal prosesnya, kondisi ini sering mengundang tertawaan bahkan ditolak. Kolonel Sanders, Wrigth Bersaudara, Nabi Nuh dan masih banyak lagi adalah orang-orang yang ditertawakan bahkan ditolak. Jangan pernah menghentikan langkah karena komentar seseorang walaupun kita juga tidak boleh mengacuhkan masukan orang lain.
Jadikan tertawaan mereka sebagai lecutan dan pertanyaan ”apa yang belum sempurna”. Dan, yakinlah bahwa siapa yang tertawa paling akhir, dialah pemenangnya.

Energi

Apalah arti sebuah mobil cantik jika tidak bisa dikendarai karena tidak ada bahan bakarnya (energi). Energi adalah percik api yang menyalakan jiwa.
Energi bisa muncul dari sumber yang bervariatif. Perasaan terhina, terhimpit, terancam dan teraniaya bisa meledak menjadi sumber energi yang luar biasa tetapi tidak untuk jangka waktu yang lama. Rasa lapar bisa memunculkan insting kehewanan kita hingga sanggup membunuh. Keinginan dihormati, berkuasa dan diakui bisa mendorong kita mengorbankan yang kita miliki. Akan tetapi, Energi tertinggi yang mampu menjaga stamina kita hingga tujuan terwujud adalah cinta. Kecintaan terhadap suatu hal akan mampu membangkitkan segala energi yang diperlukan demi tercapainya tujuan.

Tidak ada komentar: