19 November 2008

Mbak Sumirah

satu lagi email dari teman...

Sumirah nyambi jadi tukang sol sepatu, penjahit, dan pekerja pabrik.Sebagian hasil keringatnya itu ia gunakan untuk membangun madrasah, masjid,mushala, dan mengurus anak yatim.

Ternyata, beramal tidak harus menunggu kaya.

Penolakan halus langsung diucapkan Sumirah, pimpinan Panti Asuhan Yatim Piatu Amanah, Rungkut, Surabaya saat akan diwawancarai Surya untuk tulisan ini.

“ Saya ini apalah mbak, kok pakai diwawancarai. Masih banyak yang lebih bagus, lebih pintar dan lebih hebat,” elaknya saat ditemui di Panti Asuhan Amanah sekaligus rumahnya di Jalan Pandugo Gg II Nomor 30 B, Rungkut, Senin (15/9) lalu.

Secara materi, Sumirah memang belum bisa dibandingkan dengan pengusaha sukses. Namun, kekayaan hati Sumirah mungkin hanya dimiliki segelintir orang di abad ini.

Perempuan kelahiran 3 April 1965 ini tak cukup mengelola panti asuhan. Ia mendirikan madrasah, masjid, dan mushala di kampungnya, Pacitan.

Mungkin juga sulit dipercaya, Sumirah menghidupi anak-anak yatim dengan menjadi tukang pijat panggilan.

Rasa empati Sumirah sudah terpupuk sejak kecil. Ia terbiasa bergaul dengan anak-anak yatim asuhan almarhum Atmorejo, ayahnya.

“ Saat itu ada 100 anak yatim dan anak-anak lain yang berlatih ilmu kanuragan (kebatinan) di rumah. Mereka semua tinggal di rumah,” kata ibu lima anak ini.

Secara materi Sumirah kecil tercukupi, namun didikan ayahnya tidak membuatnya manja. Bahkan, sejak kelas II SD dia sudah menjadi tukang pijat alternatif, warisan keahlian turun temurun. Duitnya ' ditabung ' di mushala di Desa Kembang, Kecamatan Pacitan.

Saat itu saya masih ingat nasihat ayah.”Kalau kamu punya rezeki, 50 persen untuk kamu dan 50 persen lagi untuk musala. Pasti rezeki itu akan barokah” kenangnya.

Pesan almarhum ayahnya terus diingat Sumirah. Setiap rupiah dihasilkan,selalu disisihkan untuk mushala. Begitu pula ketika orderan memijat merambah hingga Madiun, bahkan Semarang.

Saat SMP, Sumirah dan kakaknya hijrah ke Jakarta.

Di kota megapolitan ini Sumirah tidak tertarik mencicipi pekerjaan lain. Kebetulan, kemampuan memijatnya tersohor hingga ke Jawa Barat.

Pada 1986, Sumirah dan suami mencari peruntungan di Surabaya.

Di kota ini, selain tetap memijat, ia bekerja di pabrik PT Horison Sintex(sekarang Lotus). Ia hanya masuk pabrik hari Selasa, Rabu, dan Kamis.

Namun dua profesi itu belum cukup. Merasa waktunya masih senggang, Sumirah mencari pekerjaan sampingan. Ia menjadi tukang sol sepatu, menjahit baju, dan tukang keriting rambut.

“Karena pekerjaan banyak, rata-rata saya hanya tidur dua jam sehari. Mijat saja sehari hingga 20 kali,” katanya sambil tersenyum.

Kerja keras itu impas dengan hasilnya. Sehari, tidak kurang ia mengantongi Rp 2 juta. Namun limpahan uang itu tidak membuatnya mabuk.

Uang itu dialirkan untuk membangun madrasah, mushala-mushala, dan masjid di desanya. Sumirah enggan menyebut nama-nama mushala itu.“ Nanti saya ndak di-ridhoi kalau pamer ” katanya.

Suatu ketika, Sumirah pulang kampung. Jalan di desanya tidak bisa dilewati karena rusak berat. Prihatin, ia dan suaminya memperkeras seluruh jalan itu dengan paving blok. Walhasil, rencana naik haji seketika batal karena simpanan Rp 60 juta habis untuk ongkos paving.

“ Saya tidak pernah menyimpan uang di bank. Bukan apa-apa, tapi karena tanda tangan saya tidak pernah sama. Itu tentu tidak boleh, kan ? ” katanya.

Hidup Sumirah teruji saat dia melihat banyak anak telantar di sekitar kampungnya. Dia nekat menampung 54 anak yatim itu di rumahnya yang berukuran 2,5 meter x 13 meter.

“ Sebagian dari mereka saya kos-kan di depan rumah. Saya sewa tiga kamar ” katanya.

Masalah datang ketika anak asuhnya ndableg dengan menghabiskan air dan sabun milik ibu kos. Sekitar pukul 21.00 WIB, anak-anak itu diusir.

“ Mereka saya tampung di rumah saya. Jadi, mereka tidur sambil duduk ” kata Sumirah.

Esoknya, Sumirah mencari kontrakan untuk mereka. Tawaran kontrakan Rp 4 juta ditolak karena Sumirah tak punya duit. Di tengah kesulitan, ia berdoa.

Mendadak ada semacam dorongan untuk menghubungi Pak Triyono, dermawan dari Barata Jaya, Surabaya. Sumirah kaget, Pak Triyono memberinya zakat maal (zakat kekayaan) sejumlah Rp 4 juta.

“ Agar tidak mengganggu penduduk kampung, pagi-pagi sekali kami pindahan ” katanya.

Panti Asuhan Amanah, kini menampung 60 anak yatim, dibangun Sumirah tahun 1996.

Mereka kanak-kanak hingga remaja. Belum lama ini Sumirah mengasuh balita yang ditinggal mati bapaknya.

Amelia, balita itu, sekarang berumur sembilan bulan.

“ Oh ya, saya sudah menikahkan 13 anak disini, 16 Oktober 2008 nanti saya mantu lagi ” ujarnya dengan mata berbinar.

Untuk mencukupi hidup anak asuhnya, Sumirah tidak mengandalkan bantuan donatur yang sebagian adalah pelanggan pijatnya.

Selepas subuh, anak yatim itu berdagang kelapa kupas, sayuran, dan bumbu. Sumirah dan suami juga membuka toko kelontong.

Mengakhiri kisahnya, Sumirah sempat bilang,“ Pergunakanlah mata hati. Banyak orang pintar yang belum tentu mengerti. ”

17 November 2008

Simbah Diyem


Meneruskan email dari teman

terlalu berharga untuk dilewatkan...


Simbah Diyem adalah seorang nenek tua sebatang kara yang berprofesi sebagai pedagang kerupuk puli. Sehari-hari simbah berjualan di Pasar Bandar Kediri. Seharian Simbah menempuh perjalanan dengan berjalan kaki tanpa alas menuju pasar dari rumahnya di lereng Gunung Klotok Sukorame yang berjarak 14 km. Kakinya bengkak... gondong di lehernya menunjukkan kemiskinan yang menerpa kesehariannya....


Usai berjualan, Sang Simbah selalu mampir Masjid Baiturahman yang terletak di Jalan Penanggungan tak jauh dari Pasar Bandar. Saat itu Masjid Baiturahman masih dipenuhi pepohonan yang rindang, di tambah beberapa pohon bambu di pojok depannya... Asrama IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) ada di samping masjid....
Setelah berwudhu’, simbah masuk masjid. Mengambil mukena dari keranjang kerupuknya dan melakukan solat Zuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, Simbah keluar masjid dan mengumpulkan dedaun yang bertaburan di halaman masjid. Sehelai demi sehelai dikutipnya. Tidak satu helai pun dibiarkannya. Tentu saja agak lama simbah membersihkan masjid dengan cara itu, padahal matahari sedemikian menyengat. Keringat membasahi seluruh tubuhnya. Para takmir masjid dan pelajar SMP Muhammadiyah yang sehari-hari berada di lingkungan masjid menjadi iba melihatnya.


Pada suatu hari, takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum simbah datang. Ketika simbah datang dan seperti biasa usai sholat, melakukan pekerjaan rutinnya..... namun dia terkejut karena tidak ada satu helai pun daun yang berserakan di halaman masjid. Dia kembali ke masjid dan menangis sambil bertanya kepada semua orang mengapa dedaunan itu sudah disapu sebelum kedatangannya. Orang di dalam masjid menjawab, karena mereka kasihan melihatnya.

Seketika itu Simbah menjawab :"Jika kalian kasihan melihatku, berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya,"jawab simbah sembari menyeka air matanya. Singkat cerita, keesokan harinya simbah dibiarkan mengumpul dedaunan yang bertebaran di halaman masjid seperti biasa.

Orang-orang tak mengerti. Seorang pelajar Kelas II SMP Muhammadiyah bertanya, dan mendapat jawaban.. :"Saya ini perempuan bodoh," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya mungkin tidak selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Nabi Muhammad s.a.w. Setiap kali saya mengambil sehelai daun itu, saya mengucapkan selawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Nabi datang menjemput saya. Biarlah semua daun itu menjadi saksi saya berselawat kepadaNya"....Kami semua meneteskan air mata haru.....Kini Simbah Diyem mungkin telah tiada.....

14 November 2008

Tahu tetapi Tidak Melakukan

Seorang bijak datang ke suatu desa dan menetap disana untuk memberikan pencerahan.Ketika ia memberikan ceramahnya, orang-orang desa berduyun-duyun datang memenuhi balai desa untuk memdengarkan. Ceramahnya sangat menarik dan membuat orang-orang tercerahkan. Karena itu, mereka selalu tak sabar menunggu datangnya pencerahan-pencerahan berikutnya. 

Namun penduduk desa kemudian menemukan fakta, ternyata orang bijak tersebut selalu menyampaikan ceramah yang sama. Merekapun curiga bahwa orang ini sebenarnya seorang penipu yang hanya mengetahui satu ceramah.

Tak dapat lagi menahan kesabaran, penduduk desa beramai-ramai mendatangi orang bijak ini dan bertanya, " Tak dapatkah Anda menyampaikan ceramah yang lain?" Ditanya demikian, orang bijak tersebut hanya tersenyum. " Saya belum melihat anda melakukan apa yang telah saya sampaikan dalam ceramah pertama," katanya. "Jadi mengapa saya harus membebani Anda dengan hal yang lain?"

Apa yang dikatakan oleh orang tersebut sebetulnya sering kita alami. Banyak di antara kita yang kerap merasa cukup hanya dengan mengetahui sesuatu. Kita membaca banyak buku, mengikuti berbagai diskusi, menghadiri berbagai pelatihan. Namun perilaku kita tidak juga berubah. Kita tidak melakukan apa-apa. Kebiasaan lama yang tidak efektif masih terus kita jalankan. Ini tentu saja sebuah pemborosan yang tidak sedikit.

Ketika selesai memberikan pelatihan kepemimpinan di banyak tempat, tak sedikit peserta memberikan tanggapan positif sambil menanyakan positif sambil menanyakan, "kapan kita akan melakukan pelatihan lagi?" atau, "Apakah ada materi lanjutan untuk topik ini?". Tentu saja, saya merasa tersanjung dengan apresiasi yang luar biasa ini. Namun diam-diam saya sering membatin sambil mengatakan bahwa sebetulnya pelatihan ini sudah cukup. Yang diperlukan adalah penerapannya. Bukanlah sia-sia ketika pelatihan demi pelatihan dilakukan tanpa ada perubahan perilaku apa pun.

Meskipun demikian , fakta ini sering dilupakan orang: mengetahui tidak akan pernah membawa perubahan. Mengetahui tidak akan mengubah nasib Anda , yang akan mengubah nasib adalah melakukan! Namun, mengapa banyak orang tahu, tapi tidak melakukan apa-apa?

Ada tiga hal yang menjadi penyebabnya:

Pertama, Karena mengetahui sering memberikan sensasi hebat. Ketika mengetahui sesuatu anda merasa di atas kebanyakan orang. Mengetahui menimbulkan kebanggan tersendiri. Inilah yang saya sebut sebagai "Ilusi Pengetahuan". Ilusi ini berbunyi ”kita sudah berubah hanya dengan mengetahui.” Mengetahui sering memberikan jebakan tersendiri berupa perasaan aman dan nyaman. Dengan mengetahui, kita merasa siap menghadapai segala masalah.

Bahkan sekedar mengumpulkan buku yang tak pernah sempat kita baca maupun memunculkan ilusi ini. Ketika bersekolah dulu, saya dan kawan-kawan senantiasa membeli banyak buku serta memfotokopi berbagai diktat kuliah jauh lebih banyak dari dapat kita baca, semata-mata karena hal ini memberikan ketenangan psikologis kepada kami. Dengan menumpuk buku, kami merasa siap menghadapi tugas apapun. Padahal bahan yang bertumpuk itu tak pernah sekalipun kami baca, sehingga tidak akan pernah berpengaruh terhadap pengetahuan, apalagi kehidupan kami. Rasa aman yang tercipta sebenarnya hanyalah sebuah ilusi yang menyesatkan.

Kedua, orang tidak melakukan apa yang mereka ketahui karena mereka tidak memeliki alasan untuk melakukannya. Bukanlah ketika kita sehat kita tidak punya alasan yang kuat untuk berolah raga? Bukankah ketika perusahaan sedang naik daun kita tidak merasa perlu melakukan perubahan? Ini disebut "Ilusi perubahan" yang mengatakan bahwa satu-satunya alasan yang masuk akal untuk perubahan adalah ketika terjadi krisis. Padahal perubahan yang terjadi karena krisis pasti terasa menyakitkan, membutuhkan biaya yang besar, dan sering sudah terlambat. Bukankah alasan terbaik untuk melakukan perubahan adalah buat mempertahankan posisi yang sudah kita nikmati selama ini?
Bukankah perubahan mestinya adalah sesuatu yang kita "haruskan" kepada diri kita sendiri, bukannya menunggu hal itu "diharuskan" oleh situasi, keadaan, pelanggan dan pesaing?

Ketiga, orang tidak melakukan apa yang sudah diketahuinya karena tidak mau meninggalkan zona nyamannya. Apa pun yang biasa kita lakukan memang mencipkan gaya gravitasi yang luar biasa. Karena itu, keinginan menerapkan sesuatu yang baru selalu menciptakan medan pertempuran dalam diri kita. Pertempuran ini sering berjalan tidak seimbang karena kebiasaan lama pasti memiliki gaya tarik yang lebih besar. Belum lagi, ada faktor lingkungan yang juga cukup besar pengaruhnya. Maka, tidak aneh bahwa pertarungan ini akan dengan mudah dimenangi kebiasaan-kebiasaan lama kita.

Semua pengetahuan yang tidak dimanfaatkan sebenarnya hanyalah satu bentuk pemborosan. Kapan Anda tahu bahwa perlu menelepon seorang pelanggan? Akan tetapi, kapan Anda benar-benar meneleponnya? Kapan Anda tahu bahwa membangun jejaring itu penting bagi Anda? Akan tetapi, kapan Anda mulai membangun jejaring tersebut? Kesenjangan antara "Kapan Anda mengetahui" dan "Kapan Anda melakukan", itulah definisi pemborosan waktu. Lebih jauh lagi, Anda sebenarnya baru disebut sebagai seorang pemimpin bila Anda melakukan" bukan sekedar "mengetahui". Bahkan, bukankah di akhir hidup kita, kita tidak akan ditanya mengenai apa yang kita ketahui? Bukankah pertanyaan terpenting adalah apa yang telah kita lakukan?

Oleh Arvan Pradiansyah

11 November 2008

Pahlawan...Sebuah Ironi Pengakuan


Hari ini jalanan cukup macet, bahkan hampir terlambat absen pagi. Disamping hari senin, ternyata disana-sini banyak peringatan Hari Pahlawan.

Pahlawan…, sebuah kata yang menginspirasi saya untuk browsing sana-sini mencari pencerahan dan referensi tetangnya lebih lanjut. Akhirnya singgahlah saya di http://http://id.wikipedia.org/wiki/Pahlawan_nasional_Indonesia yang menyajikan daftar nama Pahlawan Nasional per 10 Nopember 2006 yang berjumlah 138 tokoh.

Ada beberapa nama yang sudah sangat familiar bagi telinga saya seperti Jenderal Sudirman, Sultan Hasanuddin, Teuku Umar sampai para Pahlawan Revolusi.

Ada juga beberapa nama yang baru saya baca tetapi setelah melihatnya saya bisa memaklumi alasan pemberian gelar Pahlawan Nasioanal seperti Andi Djemma, Usman Janatin, Harun dan beberapa lagi (mungkin saya yang kurang baca).

Tapi ada beberapa nama yang sudah tidak asing tetapi membuat saya terperanjat ketika namanya tercantum dalam daftar tersebut. Pertama Fatmawati, jasa terbesarnya adalah menjahit bendera pusaka yang dikibarkan saat proklamasi. Ada juga Siti Hartinah, mungkin jasanya adalah ikut dalam perang kemerdekaan tetapi yang jelas tercantum adalah bahwa beliau isteri Presiden Suharto. Kemudian Ada Tengku Rizal Nurdin, Gubernur Sumatera Utara yang meninggal saat pesawatnya jatuh ketika hendak menghadiri rapat dengan Presiden.

Tanpa mengurangi rasa hormat dan ucapan terima kasih atas jasa-jasa Beliau, apakah alasan pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada mereka sudah tepat? Saya berharap jawabannya adalah “sudah tepat” karena tidak mungkin kita mundur kebelakang.

Akan tetapi jika memang sudah tepat harusnya ini menjadi konsideran bagi pemerintah untuk melakukan hal yang sama kepada semua orang yang melakukan hal serupa apalagi yang lebih besar.

Saya jadi teringat sekelompok peneliti IPTN yang jatuh bersamaan dengan pesawat yang sedang diujicobakan demi membangun dunia dirgantara Indonesia. Saya juga membayangkan bahwa para pahlawan besar pastilah didampingi isteri yang menjahitkan bajunya, menyediakan makanannya dan memberi ketenangan kepadanya sehingga sang pahlawan bisa optimal saat berjuang. Saya juga ingat Mang Udin yang setiap bulan Juli menjahit ribuan bendera merah putih sehingga banyak orang bisa mengibarkannya di bulan Agustus.

Diujung browsing saya ketemu sabuah berita bahwa tahun ini…, ya di tahun 2008 ini pemerintah baru menganugerahkan gelar Pahlawan Nasioanal kepada sebuah nama yang sangat saya kenal mungkin juga Anda bahkan seluruh Rakyat Indonesia. Sebuah nama yang jasanya bisa kita rasakan, semangatnya diabadikan bahkan dalam semangat peringatan Hari Pahlawan. Sebuah nama yang sangat boleh jadi telah dianggap sebagai Pahlawan sebelum dikukuhkan. ”Bung Tomo”.

Setelah tanya sana-sini barulah saya peroleh data bahwa alasan tertundanya pemberian gelar Pahlawan Nasional adalah bahwa keluarga Bung Tomo tidak atau belum mengajukan usulan. Kedua, karena alasan politik terutama diera Sukarno dan Suharto yang banyak bertentangan sikap dengan Bung Tomo.

05 November 2008

CORE - Penumbuh Jiwa Kreatif

Cari Tahu

Kebutuhan bisa jadi merupakan induk penemuan hal-hal yang sebelumnya tidak ada namun rasa ingin tahu adalah induk penemuan hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya. (Charles Handy: The Age of Unreason).

Kebutuhan, kesulitan dan tekanan memicu manusia untuk menggunakan otaknya secara optimal mencari jalan keluar. Ketika harga minyak dunia menggila hingga 140 dollar maka muncullah berbagai energi alternatif mulai batubara, gas bumi, bio energi, nuklir dan sebagainya bahkan ada yang berfikir diluar kewajaran untuk menjadikan air sebagai bahan bakar hingga lahir proyek “blue energy”. Sayangnya ketika harga minyak kembali turun bahkan sampai level 60 dollar, semua dorongan untuk berkreasi tersebut pun padam secara berlahan.

Tuntutan menghasilkan produk yang lebih murah, lebih cepat, lebih mewah, lebih banyak dan sejenisnya juga menjadi penyebab seseorang berfikir keras mencari solusi. Dahulu orang cukup memanfaatkan binatang seperti onta, kuda dan keledai untuk jadi kendaraan tetapi keinginan untuk bergerak lebih cepat dan tidak merepotkan akhirnya melahirkan sepeda, becak, motor, mobil, pesawat terbang, jet bahkan kini orang sedang mencari cara bisa berpindah dari satu tempat ke tampat lain dalam seketika. Artinya, sebagian besar penemuan adalah pengembangan dari yang sudah ada.

Sebagian kecil penemuan terlahir karena rasa ingin tahu yang terpelihara setelah melihat sesuatu sebagai stimulan sampai benar-benar keingintahuan tersebut terpuaskan. Hampir semua manusia pernah mengalami rasa ingin tahu dan penasaran, hanya saja justeru sebagian besar mereka hanya memendam rasa itu seiring berjalannya waktu. Padahal, sangat boleh jadi stimulus ini sengaja diturunkan Tuhan kepada kita agar kita kaji lebih jauh sehingga kita bisa menemukan sesuatu yang belum pernah diketahui orang lain.

Apapun motivasi awalnya, jika kita terus mencari jawabannya hingga tuntas maka kitalah orang kreatif itu. Bayangkan jika orang-orang berikut tidak menyalurkan rasa ingin tahu mereka :

Jika Newton, ketika mengamati jatuhnya sebuah apel dari tangkainya hanya berpikir “apa itu?”, mungkinkah teori gravitasi berkembang di jamannya?
Jika Edwin Land tidak terpicu rasa ingin tahunya ketika putrinya ingin segera melihat foto liburan mereka, mungkinkah foto langsung jadi sudah ada hari ini?
Jika Richard James, seorang insinyur AL USA tidak memperhatikan apa yg terjadi ketika dia menjatuhkan pegas torsi, akankah anak-anak bisa menikmati lucunya Gelang-Gelang Spiral.

Olah Keterbukaan

Perubahan adalah sebuah keniscayaan, sekuat apapun kita mempertahankan diri dengan cara statis (tidak mau berubah) maka akan berujung kepada kekecewaan karena kita akan menjumpai bahwa kita pada akhirnya hanya menjadi orang-orang yang tertinggal, tersisih, dianggap kuno dan ditinggalkan. Karena itu, jika ingin bertahan dalam kemenangan bersikaplah ”fleksibel”.
Kebiasaan buruk kita adalah hanya mau menerima keyakinan yang sudah baku dan mencurigai hal baru. Padahal, Fakta baru yang dipadukan dengan keyakinan lama akan menghasilkan lompatan yang signifikan.
Jika Anda menutup diri, mengabaikan, atau mengolok-olok gagasan orang lain, maka Anda tidak akan pernah meninggalkan zona kenyamanan untuk menemukan dunia luar yang membentang luas.

Resiko

Ibarat anak yang baru belajar berjalan, jatuh adalah resiko yang harus dibayar. Demikian juga ketika kita mencoba memasuki dunia baru maka resiko yang harus kita hadapi pasti sedang menanti, diantaranya:
 Resiko memasuki kegelapan
Ibarat kita harus memasuki sebuah ruangan yang belum kita kenal dalam keadaan gelap gulita. Terperosok, tersandung, tersangkut, terjatuh, terjedot adalah resiko yang harus kita bayar. Lambat laun, mata kita akan menyesuaikan diri dalam kegelapan.
 Resiko Menantang nasib
Ketika seseorang mengalami kegagalan maka alibi terbaik adalah mengatakan ”ini sudah nasib”, seolah dia tahu benar bahwa nasibnya memang harus gagal. Trauma kegagalan inilah yang akan membedakan karakter seseorang ada fighter sejati yang tidak peduli berapa kali dia gagal dan terus maju menerjang. Namun, ada juga kelinci sejati yang hanya dengan satu atau dua kegagalan menjadikannya mengambil kesimpulan “ini sudah nasib saya”. Hidup ini seperti permainan. Seperti anak kecil yang sedang asyik bermain, harusnya kalah atau menang, berhasil atau gagal tidak membuat kita kapok.
 Resiko untung-untungan
Dunia dan isinya selalu terikat pada hukum ketidakpastian. Terkadang, dengan sedikit usaha dan pengorbanan seseorang bisa meraih kesuksesan. Sebaliknya, tidak sedikit orang yang sudah mengerahkan segala potensi tetapi kesuksesan tidak kunjung tiba. Yang harusnya jadi fokus kita adalah mengoptimalkan potensi kemenangan dan keberhasilan dari ”sekedar untung-untungan” sampai dititik ”secara logika pasti berhasil”.Setelah berusaha secara optimal maka pemegang kartu adalah Tuhan. Biarlah tangan-Nya yang bekerja. Tapi jangan lupakan bahwa Tuhan Maha Adil, tidak mungkin menganiaya hamba-Nya dan berlaku tidak adil. Jika akhirnya kegagalan juga yang menghampiri kita, pastikan bahwa ”sesuatu terjadi (ditetapkan) karena suatu alasan”.
 Resiko jadi bahan tertawaan
Banyak prestasi kreatif harus dimasyarakatkan bahkan sejak awal prosesnya, kondisi ini sering mengundang tertawaan bahkan ditolak. Kolonel Sanders, Wrigth Bersaudara, Nabi Nuh dan masih banyak lagi adalah orang-orang yang ditertawakan bahkan ditolak. Jangan pernah menghentikan langkah karena komentar seseorang walaupun kita juga tidak boleh mengacuhkan masukan orang lain.
Jadikan tertawaan mereka sebagai lecutan dan pertanyaan ”apa yang belum sempurna”. Dan, yakinlah bahwa siapa yang tertawa paling akhir, dialah pemenangnya.

Energi

Apalah arti sebuah mobil cantik jika tidak bisa dikendarai karena tidak ada bahan bakarnya (energi). Energi adalah percik api yang menyalakan jiwa.
Energi bisa muncul dari sumber yang bervariatif. Perasaan terhina, terhimpit, terancam dan teraniaya bisa meledak menjadi sumber energi yang luar biasa tetapi tidak untuk jangka waktu yang lama. Rasa lapar bisa memunculkan insting kehewanan kita hingga sanggup membunuh. Keinginan dihormati, berkuasa dan diakui bisa mendorong kita mengorbankan yang kita miliki. Akan tetapi, Energi tertinggi yang mampu menjaga stamina kita hingga tujuan terwujud adalah cinta. Kecintaan terhadap suatu hal akan mampu membangkitkan segala energi yang diperlukan demi tercapainya tujuan.

31 Oktober 2008

Tersenyumlah Dari Dalam Hatimu…!

sebuah email dr teman...
Sebuah kisah yang sangat menyentuh dan baik untuk tauladan bagi siapa saja yang membacanya.Bener2 bagus dan indah maknanya, serta sangat mengharukan. 
Kisah di bawah ini adalah kisah yang bersumber dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana. Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumurhidup 
============ ========= ========= ==== 
Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." 

Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnyakepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksimereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikandid epan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat danselalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas inisangatlah mudah. 

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong. 

Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian. 

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat dibelakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! 

Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali. 

Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu. 

Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. 

Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedangmemainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. 

Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter. 

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. 
Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan. 
Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hamper semuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya. 
Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah. 
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapaktangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua." 
Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya." Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian." Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu. 
Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Allah swt mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu 
Memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan. 
Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami. Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan oleh Allah, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami." 
Saya hanya bisa berucap "terima kasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami,mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya. 
Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Allah itu sangat HANGAT dan INDAH sekali! 
Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikanceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan.Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk dideretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya. 
Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya. 
"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu." 
Dengan cara-Nya sendiri, Allah telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT." 
Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara 
“MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGANMEMANFAATKAN SESAMA!” 
Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, Teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya! 

Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu. 

Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya! 
Allah menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi Allah tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya. 
Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri


30 Oktober 2008

Cukup Itu Berapa...?

Cukup Itu Berapa...?

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata "cukup". Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana. Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup.

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata "cukup". Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup?

Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya. Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri. Tak perlu takut berkata cukup. Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. "Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.

Belajarlah untuk berkata "Cukup"

Penjara Kenikmatan

Penjara Kenikmatan

Dari jam mahal ditangannya sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi, sementara sudah hampir 10 menit mobil sama sekali tidak bergerak dan didepannya antrean mobil sedemikian panjang. Dari mobil mewah seri terbarunya Pak Hartawan,, seorang yang sangat kaya nampak gelisah. Sesekali badannya ditegakkan dan melongok ke depan. Sopir pribadinya pun mengamati dari spion tengah tentang kegelisahan sang Majikan. Dari sudut kanan depan tiba-tiba datang seorang wanita dengan pakaian sangat kumal. Wanita itu tidak memiliki tangan, sementara di pundaknya digantungkan sebuah tas untuk tempat recehan sedekah dari pengendara mobil.

'Jangan dikasih Man!, nanti kebiasaan", perintah Pak Hartawan kepada Pardiman sopirnya.

Sopirnyapun pura-pura cuek dan sibuk mengetuk-ngetuk setir, sambil sesekali melirik dari sudut matanya. 3 Menit berlalu namun pengemis wanita itu tetap berdiri disamping mobil seakan-akan memang sangat berhasrat untuk mendapatkan sedekah.

"Ah dasar pemalas !, ya udah Man kasih aja recehan, biar cepet pergi!" sekali lagi Pak Hartawan memberikan perintah sambil memainkan gadget terbarunya.

"Nggak ada recehan Pak", jawab Pardiman.

"Ya sudah, kasih aja uang pecahan yang paling kecil", jawab Pak Hartawan.

Akhirnya Pardiman mengambil satu lembar lima puluh ribuan yang merupakan pecahan terkecil di kotak uang dibawah tombol AC.

Mendapatkan sedekah lima puluh ribu rupiah, pengemis wanita ini kegirangan, bukan main bahagianya, bahkan saking senangnya sampai lupa berterima kasih.

"Lihat tuh Man, dasar orang tak tahu diri sudah dikasih malah nggak bilang terima kasih. Bagaimana bisa menjadi orang bahagia kalau nggak pernah menghargai pemberian orang lain".

Jalanan masih saja macet dan sudah lebih dari satu jam. Di samping kanan badan jalan, Pak Hartawan melihat pengemis wanita tadi sedang makan dengan lahap bersama 4 orang anak kecil. Wajahnya menampakkan gurat kebahagiaan yang tiada tara , sesekali dia melempar senyum senang sambil menatapi mobil yang sedang macet. Pak Hartawan melihat dengan mata nanar.

"Betapa bahagianya pengemis itu, hanya dengan lima puluh ribu rupiah dia bisa makan dan mungkin mentraktir 4 orang anaknya sambil tertawa dengan bahagia.". Pak Hartawan melihat wajahnya sendiri di kaca spion tengah mobilnya.

"Apa kurangnya aku ini, aku berada dalam mobil mewah, tidak kepanasan. Di dompetku ada uang, ada ATM dengan saldo milyaran. Aku punya harta yang berlimpah ruah. Tapi sudah satu jam ini aku gelisah luar biasa, tidak ada satu hal kebahagiaanpun yang aku nikmati".

Dilihatnya Pardiman yang sudah mulai terkantuk-kantuk namun tetap bersiul-siul kecil menyenandungkan lagu dangdut kesukaannya.

"Betapa mudah mereka untuk bahagia".

Dari sudut di ruang hatinya terdengar bisikan "Ternyata bahagia tidak ada kaitannya dengan kepemilikan. Mungkin bahagia adalah bagaimana kita memandang sesuatu dan belajar mensyukuri terhadap apa yang kita dapatkan dan menikmatinya"

Pak Hartawan tersenyum seakan menemukan sebuah kebahagiaan yang sederhana. Dibukanya pintu kaca mobil dan berteriak memanggil si pengemis wanita.

Setelah pengemis itu dekat dengan pintu mobil, Pak Hartawan mengambil dompet dan mengambil 5 lembar ratusan ribu, dia ingin melihat kebahagiaan yang lebih besar. Diulurkan uang 5 lembar kepada sang pengemis.

Pengemis itu justru mundur satu langkah dan berkata, "Maaf Pak, kami sudah kenyang!".

Selesai berujar pengemis itu pergi dan tidak menerima pemberian Pak Hartawan, dan dia melanjutkan kembali bercanda di seberang jalan dengan 4 orang anaknya. Membiarkan Pak Hartawan terbengong-bengong menyaksikan kesederhanaan sebuah kebahagiaan.

27 Oktober 2008

Tips Belanja di Pusat Perbelanjaan

Tips Belanja di Pusat Perbelanjaan

Kehadiran Pusat Perbelanjaan sudah menjadi fenomena yang luar biasa di Indonesia terutama kota-kota besarnya. Tentu saja kehadirannya dengan kemasan yang menarik, janji harga yang murah dan bonus yang besar akan mengusik perhatian kita. Bahkan dinegara-negara maju seperti Jepang, kehadirannya sudah menggantikan peran pasar tradisional. 

Setiap ada perubahan maka berarti ada peluang dan ancaman disana. Jika kita pandai memilah dan memilih maka ada keuntungan yang bisa kita dapatkan. Tetapi, jika adalah orang yang tidak mau pusing (baca: banyak mikir) maka bersiap-siaplah justeru kita akan menjadi orang yang pusing pada akhirnya. Berikut beberapa tips berbelanja di Pusat Perbelanjaan semoga bisa membantu meringankan beban Anda di saat krisis ini:

1. Tulislah Daftar Belanjaan Anda.

Seringkali kita menggunakan jurus ”monyet masuk kebun buah” ketika berada di pusat perbelanjaan, setiap melihat sesuatu yang menarik maka keinginan membeli dan memiliki tidak dapat terbendung. Menuliskan daftar kebutuhan yang hendak dibeli adalah cara bijak untuk mengatasi penyakit kita yang satu ini. Kenapa...?

Daftar tersebut akan membuat kita fokus. Dan, orang yang fokus agak sulit untuk dibujuk (baca: ditipu) oleh iklan. Tugas utama iklan adalah menghipnotis calon konsumennya sampai mau membeli produk tersebut. Nah, orang yang fokus agak sulit untuk dihipnotis.

2. Pastikan Barang Yang Akan Anda Beli Memang Harus Dibeli

Saya teringat sebuah barang bernama ”Juicer” yang kami beli beberapa tahun yang lalu dengan harga 300 ribuan. Sampai saat ini, isteri saya baru menggunakannya tidak lebih 10 X. Beberapa hari yang lalu ketika kami berniat membuat jus buah ternyata alat tersebut sudah tidak berfungsi karena kelamaan tidak terpakai dan sebagian komponennya pun sudah raib. Artinya saya harus membayar 30 ribuan untuk setiap harga jus yang kami nikmati belum termasuk harga buahnya. Coba dari awal tidak kami beli maka kami cukup membeli jus buah di restoran dekat rumah seharga 5000an per gelasnya. 

3. Batasi Waktu Belanja

Berlama-lama di pusat perbelanjaan memang mengasyikkan tetapi ada biaya yang harus Anda bayar. Lebih dari satu jam maka Anda mulai haus, maka bersiaplah membeli air minum. Lebih dari dua jam maka Anda mulai lapar, maka bersiaplah membeli makanan. Jika sejak awal sudah dianggarkan maka pengeluaran tersebut tidak jadi masalah, asal jangan dikemudian hari Anda jadi pusing koq uang di dompet sudah habis sebelum gajian tiba.

Belum lagi bujukan iklan yang Anda dengar dan lihat. Semakin lama Anda biarkan mereka menghipnotis Anda maka bersiaplah untuk terpengaruh.

4. Gunakan Keranjang Jangan Trolley 

Sebagian orang akan merasa malu (baca:gengsi) jika trolley belanjanya hanya terisi sedikit barang saat di kasir, lalu berupaya memenuhinya dengan berbagai barang yang sebenarnya kurang diperlukan. Beban berat keranjang belanja akan memaksa Anda untuk mempercepat waktu belanja.

5. Gunakan Kartu Kredit secara Bijak

Ada manfaat yang bisa Anda peroleh dengan menggunakan kartu kredit misalkan discount khusus untuk penggunanya atau cicilan tanpa bunga. Tetapi ingat bahwa disana juga ada jebakan yang akan memberatkan Anda di kemudian hari. Cara mudah keluar dari jebakan kartu kredit adalah kepastian bahwa Anda bisa membayar tagihannya sebelum jatuh tempo. Beberapa pusat perbelanjaan bekerja sama dengan bank yang mengeluarkan kartu kredit memberikan discount 1,5% - 10%. Keuntungan ini baru benar-benar Anda rasakan jika Anda tidak mencicil belanja Anda (kecuali kredit tanpa bunga) karena biaya bunga yang dibebankan sangat tinggi 3,5% - 4% per bulan. 

6. Ambil dan Baca Pamflet sebelum Belanja.

Ada beberapa produk yang sengaja dijual lebih murah dari harga pasaran untuk menarik konsumen. Semua produk tersebut biasanya dimuat di pamflet yang diletakkan di pintu masuk pusat perbelanjaan. Sempatkan 5-10 menit waktu Anda untuk membacanya sebelum mulai belanja. Berdasarkan pengamatan, anehnya orang Indonesia lebih banyak yang membacanya justeru setelah selesai belanja walaupun pamflet sudah diambil sebelum belanja.

7. Manfaatkan Sales Time

Sebagian besar pusat perbelanjaan menyelenggarakan sales time untuk menghabiskan stock barang yang akan kadaluwarsa maka Anda bisa memanfaatkan moment tersebut dengan hdatang di waktu yang tepat. Misalkan daging dan sayuran akan diturunkan harganya 10%-30% mulai jam 19.00. Pakaian akan di discount 30-70% setelah lebaran. Buku dan peralatan sekolah dipotong 10-40% di bulan Agustus. Hanya yang perlu diperhatikan adalah keamanan dan kualitas produk tersebut. Jangan terjebak bujukan harga murah lalu mengabaikan kadaluwarsanya.

8. Belanja Bulanan

Untuk Anda yang menerima penghasilan bulanan maka usahakan Anda membeli kebutuhan Anda selama sebulan secara sekaligus. Beberapa pusat perbelanjaan memberi harga yang lebih murah untuk pembelian dalam jumlah banyak. Anda juga akan menghemat biaya parkir, bensin, minum, makan dll yang akan Anda keluarkan setiap mengunjungi pusat perbelanjaan.


Memperingati Sumpah Pemuda

Cintailah Bahasa Indonesia

INDONESIA : Kementerian Hukum dan HAM
MALAYSIA : Kementerian Tuduh Menuduh

INDONESIA : Kementerian Agama
MALAYSIA : Kementerian Tak Berdosa (oh please...)

INDONESIA : Angkatan Darat
MALAYSIA : Laskar Hentak-Hentak Bumi

INDONESIA : Angkatan Udara
MALAYSIA : Laskar Angin-Angin

INDONESIA : Pasukan bubar jalan !!!
MALAYSIA : Pasukan cerai berai !!!

INDONESIA : Merayap
MALAYSIA : Bersetubuh dengan bumi

INDONESIA: rumah sakit bersalin
MALAYSIA: hospital korban lelaki (bener jg sih...)

INDONESIA : telepon selular
MALAYSIA: talipon bimbit

INDONESIA : Pasukan terjung payung
MALAYSIA : Aska begayut

INDONESIA : belok kiri, belok kanan
MALAYSIA : pusing kiri, pusing kanan

INDONESIA : Departemen Pertanian
MALAYSIA : Departemen Cucuk Tanam

INDONESIA : 6.30 = jam setengah tujuh
MALAYSIA : 6.30 = jam enam setengah

INDONESIA : gratis ngobrol 30menit
MALAYSIA : percuma berbual 30minit

INDONESIA: tidak bisa
MALAYSIA: tak boleh

INDONESIA: WC
MALAYSIA: tandas

INDONESIA: Satpam
MALAYSIA: Penunggu Maling

INDONESIA: Aduk
MALAYSIA : Kacau

INDONESIA: Di aduk hingga merata
MALAYSIA : kacaukan tuk datar

INDONESIA : 7 putaran
MALAYSIA : 7 pusingan

INDONESIA : Imut-imut
MALAYSIA : Comel benar

INDONESIA : pejabat negara
MALAYSIA : kaki tangan negara

INDONESIA :bertengkar
MALAYSIA : bertumbuk

INDONESIA : pemerkosaan
MALAYSIA : perogolan

INDONESIA : Pencopet
MALAYSIA : Penyeluk Saku

INDONESIA : joystick
MALAYSIA : batang senang

INDONESIA : Tidur siang
MALAYSIA: Petang telentang


INDONESIA : Air Hangat
MALAYSIA : Air Suam

INDONESIA : Terasi
MALAYSIA : Belacan

INDONESIA : Pengacara
MALAYSIA : Penguam

INDONESIA : Sepatu
MALAYSIA : Kasut

INDONESIA : Ban
MALAYSIA : Tayar (diambil dari cara baca tulisan Tyre dalam english)

INDONESIA : remote
MALAYSIA : kawalan jauh

INDONESIA : kulkas
MALAYSIA : peti sejuk

INDONESIA : chatting
MALAYSIA : bilik berbual

INDONESIA : rusak
MALAYSIA : tak sihat

INDONESIA : keliling kota
MALAYSIA : pusing pusing ke bandar

INDONESIA : Tank
MALAYSIA : Kereta kebal

INDONESIA : Kedatangan
MALAYSIA : ketibaan

INDONESIA : bersenang-senang
MALAYSIA : berseronok

INDONESIA : bioskop
MALAYSIA : panggung wayang

INDONESIA : rumah sakit jiwa
MALAYSIA : gubuk gila

INDONESIA : dokter ahli jiwa
MALAYSIA : Dokter gila

INDONESIA : narkoba
MALAYSIA : dadah

INDONESIA : pintu darurat
MALAYSIA : Pintu kecemasan

INDONESIA : hantu Pocong
MALAYSIA : hantu Bungkus


LEMPARAN BATU KECIL

LEMPARAN BATU KECIL


Tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedang menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar dengan penuh rasa bangga dan prestise.

Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya anak-anak itu.

Tiba-tiba, dia melihat seseorang anak kecil yang melintas dari arah mobil-mobil yang diparkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak yang tampak melintas sebelumnya.
Bukk!
Ternyata ada sebuah batu seukuran kepalan tangan dari lemparan anak itu menimpa Jaguar si pengusaha. Sisi pintu mobil pun koyak, tergores.
Ciiittt!! 
Ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, dimundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu dilemparkan. Jaguar yang tergores, bukanlah perkara sepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang pengusaha dalam hati. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa. Ditariknya anak yang dia tahu telah melempar batu ke mobilnya, dan dipojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir.
"Apa yang telah kau lakukan? Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku! Lihat goresan itu!" teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu. 
"Kamu tentu paham, mobil baru Jaguarku ini akan butuh banyak ongkos di bengkel untuk memperbaikinya!" ujarnya lagi dengan kesal dan geram, tampak ingin memukul anak itu.
Si anak tampak menggigil ketakutan dan pucat, dan berusaha meminta maaf, "Maaf, Pak, maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa." 
Air mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun, "Maaf, Pak, saya melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti..."
Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk ke suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi.
"Itu disana ada kakak saya yang lumpuh. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Saya tak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat, tapi tak seorang pun yang mau menolong saya. Badannya tak mampu saya papah, dan sekarang dia sedang kesakitan." Kini, ia mulai terisak.
Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu. 
"Maukah Bapak membantu saya mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah, kakak saya terluka, tapi saya tak sanggup mengangkatnya."
Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam. Amarahnya mulai sedikit reda setelah dia melihat seorang lelaki yang tergeletak yang sedang mengerang kesakitan. Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah. Segera dia berjalan menuju lelaki tersebut, di angkatnya si cacat itu menuju kursi rodanya.
Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap luka di lutut yang memar dan tergores, seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya. Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja. 
"Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas perbuatan Bapak."
Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.
Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar miliknya. Ditelusurinya pintu Jaguar barunya yang telah tergores itu oleh lemparan batu tersebut, sambil merenungkan kejadian yang baru saja di lewatinya.
Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele, tapi pengalaman tadi menghentakkan perasaannya. Akhirnya ia memilih untuk tak menghapus goresan itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan itu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia menginginkan agar pesan itu tetap nyata terlihat, "Janganlah melaju terlalu cepat dalam hidupmu, karena, seseorang akan melemparkan batu untuk menarik perhatianmu."

--oo0oo—
Saudaraku, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan selalu berputar, dan dipacu untuk tetap berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga akan melintasi berbagai macam hal dan kenyataan. Namun, adakah kita memacu hidup kita dengan cepat, sehingga tak pernah ada waktu bagi kita untuk menyelaraskannya untuk melihat sekitar?
Tuhan akan selalu ‘beraksi’, menunjukkan tanda-tanda kekuasaanNya kepada kita. Ayat-ayatNya yang tersurat dan tersirat di alam ini begitu banyak. Cukup berlimpah untuk menarik perhatian kita. 
Namun kadang, kita memang seolah-olah tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan menyadari setiap ujaranNya. Kita kadang memang terlalu sibuk dengan bermacam urusan, memacu hidup dengan penuh nafsu, hingga terlupa pada banyak hal yang melintas.
Saudara, kadang memang, ada yang akan "melemparkan batu" buat kita agar kita mau dan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah pada kita. Memperhatikan ayat-ayatNya, atau menunggu ada yang “melemparkan batu-batu” itu buat kita, agar kita tersadar dan berhenti sejenak?


24 Oktober 2008

10 Tips Memulai Bisnis

Berikut ini 10 langkah yang bisa memandu pebisnis menyusun bisnis dam membuatnya sukses.

1. Tulis perencanaan bisnis. Sukses adalah ketika Anda menyusun sebuah perencanaan, menjalankannya dan mewujudkan target yang ditentukan diawal, jadi tanpa perencanaan sebuah keberhasilan tidak lebih sekedar kebetulan. Perencanaan juga membantu Anda berjalan lebih efektif dan efisien. Anda tidak perlu mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk sebuah pencapaian yang sama.

2. Work Is Where You Play. Waktu yang diperlukan sejak memulai bisnis sampai berhasil mewujudkan target tidaklah singkat (tergantung titik awal dan titik akhir yang dikehendaki). Sementara rata-rata manusia (Indonesia) adalah pembosan dan mudah putus asa. Jika bidang yang Anda pilih adalah hobby Anda tentu kemampuan Anda bertahan akan lebih tinggi. Contoh, jika Anda sangat keranjingan browsing maka Anda bisa membuka warnet, menjual jasa web design, menjual jasa penyediaan artikel bagi pelajar dan mahasiswa dan sebagainya.

3. Mulai bisnis Anda ketika Anda masih bekerja. Berapa lama seseorang bisa bertahan tanpa uang? Tidak lama (kebanyakannya). Sangat jarang sebuah bisnis bisa langsung menghasilkan uang sejak awal. Selama masa penantian tersebut tentu kita adalah manusia biasa yang memerlukan 1001 biaya. Maka sebagai pemula, manfaatkan waktu disaat kehidupan Anda masih ditopang orang lain untuk memulai berbisnis. Sebagian orang memang harus berlapar-lapar saat memulai bisnis, tapi mengulang kesengsaraan orang lain bukanlah langkah yang bijak terlebih jika Anda sudah berkeluarga.

4. Jangan kerjakan sendirian. Anda bukan Batman apalagi Superman, padahal mereka pun memerlukan kehadiran orang lain. Ibarat bayi baru belajar berjalan yang memerlukan kehadiran orang tuanya untuk menjaganya dari luka atau mengobati lukanya jika terlanjur luka maka Anda pun sama disaat belajar bisnis. Banyak orang (mungkin sebagiannya Anda kenal) yang terlebih dahulu menekuni lapangan usaha yang akan Anda tekuni. Sebagian diantara mereka sukses dan sebagiannya lagi gagal. Hadirkan kesuksesan mereka agar mudah diikuti dan hadirkan pula kegagalan mereka agar Anda tidak terperosok dilubang yang sama.

5. Segera dapatkan klien atau pelanggan pertama Anda. Tidak perlu menunggu sampai Anda menghasilkan produk yang sempurna karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Tuhan. Cukuplah sampai Anda berhasil memiliki produk yang tidak mengecewakan maka segera pasarkan. Microsoft tidak perlu sampai menemukan Windows Vista untuk memulai menjual produknya, dan yakinlah akan segera muncul generasi berikutnya yang akan menggantikan produk tersebut. Pilih dan laksanakan metode marketing yang paling sesuai dengan Anda. Kembangkan jaringan atau network, buat kontak.

6. Lakukan riset. Baik di awal maupun di sepanjang perjalanan jangan lupakan riset. Riset bukan melulu penelitian yang rumit dan memakan banyak biaya. Bagi pemula cukuplah dengan meminta tanggapan dan masukan dari konsumen Anda. Semaju apapun usaha Anda jangan lupa sekedar berkunjung ke kompetitror untuk mengetahui perkembangan mereka agar Anda tidak menjadi katak dalam tempurung.

7. Dapatkan bantuan profesional. Bisnis akan melibatkan banyak sisi kehidupan yang sudah bisa dipastikan bahwa Anda tidak menguasai seluruhnya dengan baik. Anda memang harus menjadi baik bahkan yang terbaik disuatu bidang tapi mustahil terbaik di semua bidang. Anda tidak perlu mengejar semua ketertinggalan karena secepat apapun Anda berusaha, tidak akan mampu menyusul kemampuan orang yang sejak awal dan kontinyu menekuni berbagai bidang tersebut. Manfaatkan kelebihan mereka dengan meminta bantuannya. Mungkin akan terbayang biaya besar yang harus Anda keluarkan tapi jangan bersedih karena berbagai keahlian mereka sudah bertabur di dunia maya dan Anda tinggal mengunduhnya.

8. Dapatkan modal orang lain. Ternyata bisnis tidak harus dimulai dengan modal sendiri karena tidak semua orang berhasil mengumpulkan sejumlah uangnya untuk modal awal walaupun sudah berupaya sangat keras. Yakinlah bahwa di dunia ini dana yang mati suri sangat besar jumlahnya. Dana itu ada di bank, ada di brankas-brankas, di balik bantal atau dimana saja. Anda tinggal mambangunkan pemiliknya agar dana yang mati suri itupun ikut bangun dan menjadi pendukung usaha Anda.

9. Jadilah profesional semenjak memulai. “Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda” begitu bunyi iklan sebuah produk. Profesional atau minimal kesan profesional sangat diperlukan oleh semua pihak yang terkait dalam bisnis Anda, dari pemodal sampai konsumen. Jangan segan-segan untuk menyisihkan sebagian modal Anda untuk pembiayaan perbaikan penampilan.

10. Jalankan hukum dan keluarkan pajak dengan benar sejak kali pertama, karena hal tersebut akan lebih mudah dan murah untuk. Perhatikan dengan baik apakah bisnis anda butuh teregistrasi? Akankah Anda harus memiliki asuransi untuk karyawan atau deal dengan pajak gaji? Akan bagaimana bentuk bisnis yang Anda pilih mempengaruhi situasi pajak pendapatan Anda? Pelajari kewajiban pajak dan hukum sebelum Anda memulai bisnis dan mengoperasikannya.

23 Oktober 2008

Berilah Kesempatan

Berilah Kesempatan 

(kepada Yang Kurang Beruntung)

Pada sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk sekolah anak-anak cacat, ayah dari salah satu anak yang bersekolah disana menghantarkan satu pidato yang tidak mungkin dilupakan oleh mereka yang menghadiri acara itu.

Setelah mengucapkan salam pembukaan, ayah tersebut mengangkat satu topik:

'Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab eksternal, segala proses yang terjadi dalam alam ini berjalan secara sempurna/ alami. Namun tidak demikian halnya dengan anakku, Shay. Dia tidak dapat mempelajari hal-hal sebagaimana layaknya anak-anak yang lain.Nah, bagaimanakah proses alami ini berlangsung dalam diri anakku? '

Para peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu.

Ayah tersebut melanjutkan: "Saya percaya bahwa, untuk seorang anak seperti Shay, yang mana dia mengalami gangguan mental dan fisik sedari lahir, satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali alam ini berasal dari bagaimana orang-orang sekitarnya memperlakukan dia"

Kemudian ayah tersebut menceritakan kisah berikut:

Shay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman ketika beberapa orang anak sedang bermain baseball. Shay bertanya padaku,"Apakah kau pikir mereka akan membiarkanku ikut bermain?" Aku tahu bahwa kebanyakan anak-anak itu tidak akan membiarkan orang-orang seperti Shay ikut dalam tim mereka, namun aku juga tahu bahwa bila saja Shay mendapat kesempatan untuk bermain dalam tim itu, hal itu akan memberinya semacam perasaan dibutuhkan dan kepercayaan untuk diterima oleh orang-orang lain, diluar kondisi fisiknya yang cacat.

Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan bertanya apakah Shay dapat ikut dalam tim mereka, dengan tidak berharap banyak. Anak itu melihat sekelilingnya dan berkata, "kami telah kalah 6 putaran dan sekarang sudah babak kedelapan. Aku rasa dia dapat ikut dalam tim kami dan kami akan mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak kesembilan nanti'

Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan mengenakan seragam tim dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di mataku dan kehangatan dalam hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan seorang ayah yang gembira karena anaknya diterima bermain dalam satu tim.

Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak beberapa skor, namun masih ketinggalan angka. Pada putaran kesembilan, Shay mengenakan sarungnya dan bermain di sayap kanan. Walaupun tidak ada bola yang mengarah padanya, dia sangat antusias hanya karena turut serta dalam permainan tersebut dan berada dalam lapangan itu. Seringai lebar terpampang di wajahnya ketika aku melambai padanya dari kerumunan. Pada akhir putaran kesembilan, tim Shay mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua angka out, kemungkinan untuk mencetak kemenangan ada di depan mata dan Shay yang terjadwal untuk menjadi pemukul berikutnya.

Pada kondisi yg spt ini, apakah mungkin mereka akan mengabaikan kesempatan untuk menang dengan membiarkan Shay menjadi kunci kemenangan mereka? Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan itu pada Shay.

Semua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah mustahil karena Shay bahkan tidak tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan benar,apalagi berhubungan dengan bola itu. Yang terjadi adalah, ketika Shay melangkah maju kedalam arena, sang pitcher, sadar bagaimana tim Shay telah mengesampingkan kemungkinan menang mereka untuk satu momen penting dalam hidup Shay, mengambil beberapa langkah maju ke depan dan melempar bola itu perlahan sehingga Shay paling tidak bisa mengadakan kontak dengan bola itu.

Lemparan pertama meleset; Shay mengayun tongkatnya dengan ceroboh dan luput. Pitcher tsb kembali mengambil beberapa langkah kedepan, dan melempar bola itu perlahan kearah Shay. Ketika bola itu datang, Shay mengayun kearah bola itu dan mengenai bola itu dengan satu pukulan perlahan kembali kearah pitcher.

Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher tsb bisa saja dengan mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan keluar, dan permainan akan berakhir.

Sebaliknya, pitcher tsb melempar bola melewati baseman pertama, jauh dari jangkauan semua anggota tim. Penonton bersorak dan kedua tim mulai berteriak, "Shay, lari ke base satu! Lari ke base satu!". Tidak pernah dalam hidup Shay sebelumnya ia berlari sejauh itu, tapi dia berhasil melaju ke base pertama. Shay tertegun dan membelalakkan matanya. Semua orang berteriak, "Lari ke base dua, lari ke base dua!"

Sambil menahan napasnya, Shay berlari dengan canggung ke base dua. Ia terlihat bersinar-sinar dan bersemangat dalam perjuangannya menuju base dua. Pada saat Shay menuju base dua, seorang pemain sayap kanan memegang bola itu di tangannya.

Pemain itu merupakan anak terkecil dalam timnya, dan dia saat itu mempunyai kesempatan menjadi pahlawan kemenangan tim untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar bola itu ke penjaga base dua. Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang pitcher, sehingga diapun dengan tujuan yang sama melempar bola itu tinggi ke atas jauh melewati jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari menuju base ketiga.

Semua yang hadir berteriak, "Shay, Shay, Shay, teruskan perjuanganmu Shay!" Shay mencapai base ketiga saat seorang pemain lawan berlari ke arahnya dan memberitahu Shay arah selanjutnya yang mesti ditempuh. Pada saat Shay menyelesaikan base ketiga, para pemain dari kedua tim dan para penonton yang berdiri mulai berteriak, "Shay, larilah ke home, lari ke home!".

Shay berlari ke home, menginjak balok yg ada, dan dielu-elukan bak seorang hero yang memenangkan grand slam. Dia telah memenangkan game untuk timnya.

Hari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang berlinangan di wajahnya, para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah cinta yang tulus dan nilai kemanusiaan kedalam dunia.

Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut dan meninggal musim dingin itu. Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah melupakan momen dimana dia telah menjadi seorang hero, bagaimana dia telah membuat ayahnya bahagia, dan bagaimana dia telah membuat ibunya menitikkan air mata bahagia akan sang pahlawan kecilnya.

Seorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan dinilai dari cara mereka memperlakukan seorang yang paling tidak beruntung diantara mereka.

Setiap Langkah adalah Anugerah


Setiap Langkah adalah Anugerah

Seorang profesor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer.
Di sana, ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, Ralph, penjemputnya di bandara.

Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju tempat pengambilan bagasi. Ketika berjalan keluar, Ralph sering menghilang. Banyak hal dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh dan terbuka, kemudian mengangkat dua anak kecil agar mereka dapat melihat sinterklas.

Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar.Setiap kali, ia kembali ke sisi sang professor dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Dari mana Anda belajar melakukan semua hal itu?" tanya sang professor.

"Melakukan apa?" tanya Ralph.

"Dari mana Anda belajar untuk hidup seperti itu?" desak sang professor.

"Oh...", kata Ralph "selama perang ....." "Saya kira, perang telah mengajari saya banyak hal."

Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan satu per satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.

"Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah", katanya
"Saya tidak pernah tahu, apakah langkah berikutnya adalah pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki, serta mensyukuri langkah sebelumnya." "Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini."

Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup,
tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang bermakna bagi orang lain.

Nilai manusia tidak ditentukan dengan bagaimana ia mati, melainkan bagaimana ia hidup.

Kekayaan manusia bukan pada apa yang ia peroleh, melainkan apa yang telah ia berikan.
Banyak orang berpikir bagaimana mengubah dunia ini.
Hanya sedikit yang memikirkan bagaimana mengubah dirinya sendiri.

Selamat menikmati setiap langkah hidup Anda dan BERSYUKURLAH SETIAP SAAT

PENYESALAN


PENYESALAN

(Hadiah Sang Ayah)

Seorang pemuda sebentar lagi akan diwisuda,sebentar lagi dia akan menjadi seorang sarjana, akhir dari jerih payahnya selama beberapa tahun di bangku pendidikan.

Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Ford. Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia yakin banget nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu. Dia pun berangan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya, bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan keteman-temannya.

Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya. Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan anaknya, dan betapa dia mencintai anaknya itu. Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,... bukan sebuah kunci !

Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Kitab Suci yang bersampulkan kulit asli, dikulit itu terukir indah namanya dengan tinta emas. Pemuda itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, "Yaahh... Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan alkitab ini untukku ? " Lalu dia membanting Kitab Suci itu dan lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia berdiri mematung ditonton beribu pasang mata yang hadir saat itu.

Tahun demi tahun berlalu, sang anak telah menjadi seorang yang sukses, dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang yang terpandang. Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas. Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa kasihnya pada anak itu. Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.

Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya.

Saat melangkah masuk ke rumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal di situ. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap jelak terhadap ayahnya. Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang dirumah itu. Dan ketika dia membuka brankas ayahnya, dia menemukan Kitab Suci itu, masih terbungkus dengan kertas yang sama beberapa tahun yang lalu. Dengan airmata berlinang, dia lalu memungut Kitab Suci itu, dan mulai membuka halamannya.

Di halaman pertama Kitab Suci itu, dia membaca tulisan tangan ayahnya, "Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dan Tuhan Maha Kaya dari segala apa yang ada di dunia ini"

Selesai dia membaca tulisan itu, sesuatu jatuh dari bagian belakang Kitab Suci itu. Dia memungutnya,.... sebuah kunci mobil ! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan !

Dia membuka halaman terakhir Alkitab itu, dan menemukan di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu. Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu.

Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok ke dalam. bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga. Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk di samping mobil itu, air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang tak mungkin diobati........

SEBERAPA MAHAL DAN BERHARGANYA KITA PERNAH KEHILANGAN SEBUAH BARANG, NAMUN TAK SEMENYESAL JIKA KITA KEHILANGAN ORANG-ORANG YANG KITA CINTAI (Sebelum kita meminta maaf padanya)

22 Oktober 2008

Mobil mogok karena es krim


Mobil mogok karena es krim ...? 

Suatu ketika Customer Service Chrysler mendapat surat keluhan dari pelanggannya, yang pada intinya berbunyi begini : "Mobil yang baru saya beli sebulan lalu, selalu mogok setiap kali kami sekeluarga membeli es krim strawberry" 

Surat tersebut tentu saja diabaikan oleh Customer Service, rasanya kita semua juga mungkin akan melakukan hal yang sama. Beberapa saat kemudian surat kedua dari bapak tersebut datang lagi, isinya sama. Dicuekin lagi. "Orang gila kali ye, masak mobilnya mogok karena beli es krim?" Tull nggak? 

Kali ketiga surat tersebut datang, tidak lagi dicuekin... Mungkin karena sistem layanan pelanggan Chrysler yang begitu bagus, atau VP (Vice President) Customer Support-nya yang kekurangan kerjaan... Surat tersebut dibaca dan ditindaklanjuti. Sang VP kemudian menugaskan seorang engineer untuk menemui si Bapak. Sambil menggerutu (Tapi gimana lagi, kan perintah Boss?) si engineer pergi ke kota tempat tinggal si Bapak itu.
Keluarga itu tinggal di pinggiran suatu kota kecil yang agak terpencil. Sesampai disana si Engineer disambut oleh keluarga itu dan diajak makan malam bersama. "Nanti, deh setelah makan malam kita membeli es krim strawberry" kata si Bapak. Si Engineer sih ikut aja.... 
Sehabis makan mereka membeli eskrim di toko langganan mereka di tengah kota . Setelah membeli eskrim, si Bapak berkata "Mas George (engineernya khan Bule...), dalam perjalanan pulang nih... bentar lagi mobil saya akan mogok". Dan ternyata benar, mobil itu mogok. Si Engineer nggak percaya. "Nggak mungkin karena es krimnya, Pak." katanya. 
Ok, deh... besok kita beli es krim yang lain. Kata si Bapak. Esoknya, mereka membeli eskrim rasa coklat. Dan mobil itu lancar sampai di rumah kembali. "Besok kita coba es krim strawberry lagi, yah... kata si Bapak". Dan esoknya lagi... ternyata mobil itu mogok kembali. 
Dengan rasa malu dan penasaran, si Engineer melaporkan pada VP-nya. "Benar, pak. Symtoms(indikasi) -nya... Mobil itu mogok karena membeli eskrim strawberry" Dan si Engineer ditertawakan rekan - rekan sedivisinya. 
Tetapi karena hasil assessement seorang engineer dan support sang VP, Chrysler 
menindaklanjuti case ini dengan serius (Sebuah kepedulian pada customer yang patut dicontoh). Setelah penelitian sebulan penuh dengan mengirimkan segala peralatan, lab, ilmuwan dan tim ahlinya... 
Pada akhirnya Chrysler harus mengakui bahwa mobil itu memang akan mogok bila digunakan untuk membeli es krim strawberry disitu. Masalahnya memang pada mobilnya dan Chrysler akhirnya menarik semua mobil tipe tersebut dari pasaran. 

TAPI KENAPA???? 
Ternyata begini, Es Krim Strawberry adalah tipe es krim andalan dan paling laku di toko tersebut. Sehingga diletakkan dibagian depan etalase yang mudah dan cepat dijangkau pembeli. Sedangkan eskrim lainnya diletakkan dibelakang sehingga membutuhkan waktu pelayanan yang lebih lama. 
Kota tersebut cukup kecil dan sepi, sehingga jarak jangkau dari rumah keluarga itu 
membutuhkan waktu yang singkat. Karena adanya ketidaksempurnaan desain sistem pengapian di mobil itu, dalam kasus yang sangat jarang dan sangat spesifik... mobil keluarga itu belum cukup panas dan belum berhenti cukup lama sehingga ketika dijalankan kembali terjadi kondensasi pada sistem pengapian yang mengakibatkan mobilnya mogok. Ketika membeli eskrim yang lain, mereka berhenti cukup lama, sehingga kondensasi 
tidak terjadi. 
APA YANG BISA KITA PELAJARI? 
  • Apa yang dikeluhkan oleh pelanggan kita tidak selalu secara langsung menunjukkan apa masalahnya. (SYMPTOMS tidak selalu berhubungan langsung dengan PROBLEM) 
  • Semua keluhan pelanggan, seyogyanya ditindaklanjuti (memang tidak semua worthed, tetapi mereka yang mengeluh secara serius mungkin memang mengalami masalah serius) 
  • Semakin jauh Symtoms dari problem, mungkin menunjukkan kualitas produk kita semakin baik (Karena symtoms yang biasa2 saja pasti sudah diketahui saat testing, kan ?) Sebaliknya, Semakin dekat symtoms dengan problem... artinya testing dan Quality Control kita buruk. 
  • Kalau memang problem ada di produk kita, menarik dan memperbaikinya akan lebih murah daripada membiarkannya menjadi image yang buruk bagi kualitas kita dimata pelanggan. 
  • Dalam kasus ini, sang VP pada akhirnya menjadi pahlawan karena "care" pada keluhan pelanggan, bukannya "kekurangan pekerjaan"




Berguru pada Sebuah Pensil


Berguru pada Sebuah Pensil

Seorang anak laki-laki sedang memperhatikan neneknya menulis surat. 
Pada suatu saat, anak itu bertanya : “ Apakah nenek sedang menulis kisah tentang apa yang telah kita lakukan ? Apakah itu cerita tentang saya ? ”

Neneknya berhenti menulis surat itu dan berkata kepada cucunya: ”Saya sedang menulis tentang kamu sebenarnya, tetapi yang lebih penting dari kata-kata adalah pensil yang sedang saya gunakan. Nenek harap kamu akan menjadi seperti pensil ini ketika kamu tumbuh dewasa.”

Karena penasaran, anak itu melihat sang pensil. Kelihatannya pensil itu tidak istimewa. ”Tetapi sama saja dengan pensil yang pernah saya lihat!”

Itu bergantung pada bagaimana kamu melihat segala sesuatu. 
Pensil itu mempunyai lima kualitas yang jika kamu memilikinya, akan membuat kamu menjadi seseorang yang selalu merasa bahagia di dunia ini.

Kualitas pertama: 

kamu sanggup melakukan perkara-perkara hebat, tetapi jangan pernah lupa bahwa ada tangan yang menuntun langkah-langkahmu. Kita memanggil tangan itu ”TUHAN”, dan Dia selalu menuntun kita menurut kehendak-Nya.

Kualitas kedua: 

sesekali saya harus berhenti menulis dan menggunakan penajam pensil. Hal itu membuat pensil menderita sejenak, 
tetapi kemudian, pensil itu menjadi jauh lebih tajam. Makanya kamu juga harus belajar menahan beberapa penderitaan dan dukacita, karena hal itu akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik.

Kualitas ketiga: 

pensil itu selalu memungkinkan kita memakai penghapus untuk menghilangkan setiap kekeliruan. Itu artinya mengoreksi sesuatu yang telah kita lakukan bukanlah hal buruk; hal itu menolong kita tetap ada di jalur kebenaran.

Kualitas keempat: 
apa yang sangat penting dalam sebuah pensil bukanlah gagang kayu di luarnya, tetapi grafit hitam di dalamnya. 
Oleh karena itu selalulah memperhatikan apa yang sedang terjadi di dalam dirimu.

Akhirnya, kualitas kelima: 

pensil itu selalu meninggalkan tanda. Dengan cara yang sama segala sesuatu yang kamu lakukan di dalam kehidupan ini 
akan meninggalkan sebuah tanda, makanya berusahalah untuk menyadari hal itu dalam setiap tindakanmu.

Ajari Aku Memeluk Landak


Ajari Aku Memeluk Landak

Yulia menunggu dengan antusias. Kaki kecilnya bolak-balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan. Diliriknya jalan raya depan rumah. Belum ada. Yulia masuk lagi. Keluar lagi. Belum ada. Masuk lagi. Keluar lagi. Begitu terus selama hampir satu jam. Suara si Mbok yang menyuruhnya berulang kali untuk makan duluan, tidak dia gubris.
Pukul 18.30. Tinnn... Tiiiinnnnn.. .!! Yulia kecil melompat girang!
Mama pulang! Papa pulang! Dilihatnya dua orang yang sangat dia cintai itu masuk ke rumah.

Yang satu langsung menuju ke kamar mandi. Yang satu mengempaskan diri di sofa sambil mengurut-urut kepala. Wajah-wajah yang letih sehabis bekerja seharian, mencari nafkah bagi keluarga. Bagi si kecil Yulia juga, yang tentunya belum mengerti banyak. Di otaknya yang kecil,
Yulia cuma tahu, ia kangen Mama dan Papa, dan ia girang Mama dan Papa pulang.

"Mama, mama.... Mama, mama...." Yulia menggerak-gerakkan tangan. "Mama...." Mama diam saja. Dengan cemas Yulia bertanya, "Mama sakit ya? Mana yang sakit? Mam, mana yang sakit?" Mama tidak menjawab. Hanya mengernyitkan alis sambil memejamkan mata. Yulia makin gencar bertanya, "Mama, mama... mana yang sakit? Yulia ambilin obat ya? Ya? Ya?"

Tiba-tiba... "Yulia!! Kepala mama lagi pusing! Kamu jangan berisik!" Mama membentak dengan suara tinggi. Kaget...!! Yulia mundur perlahan. Matanya menyipit. Kaki kecilnya gemetar. Bingung.

Yulia salah apa? Yulia sayang Mama... Yulia salah apa? Takut-takut, Yulia menyingkir ke sudut ruangan. Mengamati Mama dari jauh, yang kembali mengurut-ngurut kepalanya. Otak kecil Yulia terus bertanya-tanya: Mama, Yulia salah apa? Mama tidak suka dekat-dekat Yulia? Yulia
mengganggu Mama?Yulia tidak boleh sayang Mama, ya? Berbagai peristiwa sejenis terjadi.

Dan otak kecil Yulia merekam semuanya. Maka tahun-tahun berlalu. Yulia tidak lagi kecil. Yulia bertambah tinggi. Yulia remaja. Yulia mulai beranjak menuju dewasa.

Tin.. Tiiinnn... ! Mama pulang. Papa pulang. Yulia menurunkan kaki dari meja. Mematikan TV. Buru-buru naik ke atas, ke kamarnya, dan mengunci pintu. Menghilang dari pandangan.

"Yulia mana?" "Sudah makan duluan, Tuan, Nyonya." Malam itu mereka kembali hanya makan berdua. Dalam kesunyian berpikir dengan hati terluka: Mengapa anakku sendiri, yang kubesarkan dengan susah payah, dengan kerja keras, nampaknya tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama denganku? Apa salahku? Apa dosaku?
Ah, anak jaman sekarang memang tidak tahu hormat sama orangtua! Tidak seperti jaman dulu. 

Di atas, Yulia mengamati dua orang yang paling dicintainya dalam diam. Dari jauh. Dari tempat di mana ia tidak akan terluka. "Mama, Papa, katakan padaku, bagaimana caranya memeluk seekor landak?"

Kata Bijak Hari Ini: Satu cara terpenting dalam membantu anak-anak tumbuh dewasa adalah: Kita harus tumbuh dewasa terlebih dahulu.

SEMUA TERJADI KARENA SUATU ALASAN



SEMUA TERJADI KARENA SUATU ALASAN

Semua dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi astronot. Aku ingin terbang ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat. Aku tidak memiliki gelar. Dan aku bukan seorang pilot.

Namun, sesuatu pun terjadilah. Gedung Putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang-alik Challanger. Dan warga itu adalah seorang guru. Aku warga biasa, dan aku seorang guru.

Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington. Setiap hari aku berlari ke kotak pos. Akhirnya datanglah amplop resmi berlogo NASA. Doaku terkabulkan. Aku lolos penyisihan pertama. Ini benar-benar terjadi padaku. Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan impianku semakin dekat saat NASA mengadakan test fisik dan mental. Begitu test selesai, aku menunggu dan berdoa lagi. Aku tahu aku semakin dekat pada impianku. Beberapa waktu kemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center.

Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini aku menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Ada simulator, ujiklaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara. Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini? Tuhan, biarlah diriku yang terpilih, begitu aku berdoa.

Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu.

NASA memilih Christina McAufliffe. Aku kalah.. Impian hidupku hancur. Aku mengalami depresi. Rasa percaya diriku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku. Aku mempertanyakan semuanya. Kenapa Tuhan? Kenapa bukan aku? Bagian diriku yang mana yang kurang? Mengapa aku diperlakukan kejam?

Aku berpaling pada ayahku. Katanya, : " Semua terjadi karena suatu alasan."

Selasa, 28 Januari 1986, aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku untuk terakhir kali.

Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku .... ?????

Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku ....... dan menghapus semua keraguanku ...... saat Challanger .... meledak !!! dan menewaskan semua penumpang ....

Aku teringat kata - kata ayahku,: " Semua terjadi karena suatu alasan. "

Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini. Aku memiliki misi lain dalam hidup. Aku tidak kalah .... aku seorang pemenang ...

Aku menang karena aku telah kalah.

Aku, Frank Slazak, masih hidup ... untuk bersyukur pada Tuhan ... karena tidak semua doaku dikabulkan.

Tuhan mengabulkan doa kita dengan 3 cara :
  1. Apabila Tuhan mengatakan YA, Maka kita akan mendapatkan apa yang kita minta ...
  2. Apabila Tuhan mengatakan TIDAK, Maka kita akan mendapatkan yang lebih baik ...
  3. Apabila Tuhan mengatakan TUNGGU, Maka kita akan mendapatkan yang TERBAIK ... sesuai dengan kehendak NYA

10 KEPRIBADIAN YANG DISUKAI


10 KEPRIBADIAN YANG DISUKAI

Ketulusan

Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

Kerendahan Hati

Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang
yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

Kesetiaan

Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

Positive Thinking

Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.

Keceriaan

Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

Bertanggung jawab

Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

Percaya Diri

Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

Kebesaran Jiwa

Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

Easy Going

Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

Empati

Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

16 Oktober 2008

Sukses dan Percaya Diri


Sukses dan Percaya Diri

Tri Purnomo - Setiap orang normal pasti sangat menginginkan kesuksesan dalam setiap bidang hidupnya. Akan tetapi, sedikit orang yang mengetahui jalan menuju sukses. Celakanya lagi dari sedikit orang yang tahu jalan menuju sukses, lebih sedikit lagi yang mau menapaki jalan kesuksesan itu. Dan puncaknya dari sedikit yang mau berjalan menuju suskses, hanya segelintir orang yang pada akhirnya benar-benar sukses.

Salah satu unsur penting yang bisa mendatangkan kesuksesan adalah keyakinan yang kuat bahwa ketika seseorang menapaki jalan yang sudah direncanakan maka dia akan sampai ke titik sukses. Ya, sekali lagi ”keyakinan” atau dalam bahasa gaulnya PEDE (Percaya Diri).

“Pede Aja Kali...” sebuah ungkapan yang sering kita dengar dikalangan remaja ketika menjumpai sebuah permasalahan pelik. Uniknya, tidak jarang memang mereka dengan kenekatannya kemudian berhasil menyelesaikan permasalahan tersebut. Muncullah sebuah pertanyaan besar, apakah model pede (baca: nekad) seperti ini yang harus kita pakai sehingga berbagai permasalahan hidup kita bisa terselesaikan?

Mungkin saja sebagian besar dari kita dengan mantap menjawab “boleh jadi” atau bahkan “ya”. Tapi anehnya, justeru prinsip yang sama tidak serta merta mengantarkan kita ke level kesuksesan yang kita inginkan atau dalam bahasa kejamnya disebut “gagal”. “Kenapa...?” sebuah pertanyaan yang akan terus menghantui jika kita tidak mencoba mencari jawabnya.

Darimana Datangnya Pede
Coba kita bayangkan kondisi-kondisi berikut:
  1. Kita berhasil menyelesaikan sebuah masalah dan diminta menyelesaikan masalah yang sama diwaktu yang lain.
  2. Kita diminta menyelesaikan sebuh masalah yang belum pernah kita jumpai tetapi orang lain (kawan satu tim) telah sukses menyelesaikannya dengan suatu cara.
  3. Kita diminta menyelesaikan sebuah masalah yang belum pernah dialami oleh siapapun.

Jika harus dibuat ranking maka sudah barang tentu kondisi pertama yang lebih mampu menghadirkan pede dalam benak kita dibanding dua lainnya. Artinya, justeru kesuksesanlah yang akan menghadirkan pede.

Bagaimana dengan kita yang sampai usia sekian belum pernah sukses? Apakah pede tidak bisa menjadi bagian dari kita? Dan, apakah artinya kita tidak akan sukses?

Merawat Sukses Kecil Untuk Sukses Yang Lebih Besar

Coba renungkan lebih dalam dan lebih tenang! Lalu jawablah beberapa pertanyaan sebagai berikut!

  • Apakah saat ini Anda bisa mengendarai sepeda atau sepeda motor? Bandingkan dengan saat pertama Anda dilahirkan, apakah saat itu Anda sudah semahir sekarang? Bukankah itu sebuah kesuksesan?
  • Apakah saat ini Anda bisa membaca dan menulis? Bandingkan dengan saat pertama Anda dilahirkan! Bukankah itu sebuah kesuksesan?
  • Apakah Anda saat ini mampu membeli pakaian dan makanan (mungkin sederhana)? Bandingkan dengan saat pertama Anda dilahirkan! Bukankah itu juga sebuah kesuksesan?

Ternyata, disepanjang usia yang telah kita jalani bertabur berbagai kesuksesan. Hanya saja kita bukanlah manusia yang pandai untuk mendokumentasikan berbagai kesuksesan tersebut. Akibatnya, kesuksesan yang sudah kita raih tidak bisa kita jadikan modal untuk mewujudkan kesuksesan yang lebih besar. Bahkah yang ironi, ketika diminta melakukan hal yang sama pun kita ragu akan bisa menyelesaikannya. 

Contoh, kita pernah menamatkan suatu jenis pendidikan yang puncaknya adalah ketika berhasil lulus ujian akhir. Akan tetapi, ketika saat ini ditantang untuk menjalani ujian yang sama maka sebagian besar dari kita akan menyatakan ”saya sudah lupa”, ”saya tidak akan lulus”, atau ada yang coba menyembunyikan dengan kalimat penolakan, ”kurang kerjaan” dan sebagainya. 

Tapi jangan bersedih dengan fakta diatas karena memang begitulah Tuhan menciptakan kita sebagai makhluk yang mudah lupa. Kita juga tidak perlu sedih karena sesungguhnya memori itu tidak hilang sama sekali, hanya tertimbun dengan berbagai memori yang lain. Tugas kita adalah bagaimana membangkitkannya kembali sehingga kita bisa mengulang kesuksesan yang sama yang pernah kita raih dan mengembangkannya untuk kesuksesan yang lebih besar.

Kontemplasi Untuk Membangkitkan Kesuksesan

Bayangkanlah sebuah kesuksesan terbesar yang pernah Anda raih (saat berhasil lulus, berhasil menikah, diterima kerja atau apapun itu). Bayangkanlah suasana saat itu, ketika Anda merasa begitu bahagia, ketika banyak orang memberikan ucapan selamat kepada Anda, bahkan ketika Anda dan kerabat bertangisan bahagia. Hadirkan suasana itu lebih nyata sampai Anda merasa ingin untuk mengulang masa terindah itu.

Bayangkanlah beberapa waktu sebelum kesuksesan itu terwujud. Bayangkanlah apa saja yang Anda persiapkan dan lakukan saat itu. Bayangkanlah saat Anda harus mengurangi tidur atau bahkan tidak tidur sama sekali. Bayangkanlah saat Anda sampai lupa makan. Bayangkanlah saat Anda harus terpaksa meminum minuman berenergi. Bayangkanlah saat Anda harus melupakan seluruh aktifitas yang lain.

Bayangkanlah orang-orang yang membantu Anda mewujudkan kesuksesan itu. Bagaimana orangtua Anda berdoa, menangis dihadapan Tuhan penuh harap untuk kesuksesan Anda (walaupun mungkin Anda tidak melihatnya). Bagaimana teman Anda mengorbankan sebagian harta dan waktunya demi membantu. Bagaimana isteri Anda rela mengambil alih seluruh kerjaan rumah karena Anda sedang sibuk sementara pembantu belum punya. Bagaimana Anak Anda rela kehilangan peluk kasih sayang karena tahu Anda dangat sibuk. Semua berperan demi kesuksesan yang coba Anda wujudkan.

Bayangkanlah bagaimana hubungan Anda dengan Tuhan saat itu. Bagaimana Anda bersujud, menangis dan berdoa agar Tuhan mengabulkannya. Bagaimana ibadah Anda, sedekah yang Anda keluarkan.

Kini bayangkanlah kesuksesan yang Anda cita-citakan. Bayangkanlah susana yang tercipta jika cita-cita Anda tersebut benar-benar terwujud. Bayangkanlah sampai sedetil-detilnya hingga seolah benar-benar sudah terwujud. Rasakan kebahagiaan itu dan jangan pernah mau melepasnya. Anda tidak perlu bangun lagi dari mimpi ini, teruslah bermimpi sampai kesuksesan itu benar-benar terjadi.

Teruslah bermimpi saat Anda menyusun rencana kerjanya, teruslah bermimpi saat Anda mengorganisir seluruh potensi pribadi dan keluarga, teruslah bermimpi saat Anda harus tersungkur memohon kepada Tuhan, teruslah bermimpi saat Anda mulai berbuat dan terus berbuat. Teruslah bermimpi saat halangan, rintangan, cobaan terus menerpa. Kalaupun harus berdarah-darah maka rasakan kenikmatan itu sebagai sebuah pengorbanan yang harus dibayar untuk sang kekasih yang bernama kesuksesan.

Jika akhirnya mimpi Anda terwujud, janganlah segera bangun sehingga mimpi Anda berakhir. Teruskanlah mimpi Anda dengan mimpi lain yang lebih indah. Jika mimpi itu itu belum juga terwujud, Anda tidak perlu resah karena disepanjang perjalanan Anda sudah menikmati kesuksesan itu melalui mimpi Anda.