31 Desember 2009

Berbenah Untuk Sukses

Suatu sore terlihat seorang pemuda datang ke seorang kyai. Raut mukanya kusut, pandangannya loyo. Baju bermerk yang ia kenakan tidak bisa menutupi kegelisahan yang ada di kening kepalanya.

”Pusing saya, Kyai ….”

”Kenapa harus pusing ? ” tanya sang kyai.

”Menurut saya, saya tidak pernah berbuat yang aneh-aneh. Saya sholat seperti biasa, shalat malam juga saya amalkan. Baca Al Qur’an rutin saya amalkan. Namun………. mengapa bisnis saya tertipu, saya tertipu rekan bisnis saya. Saya percayai ia…namun apa balasannya ? Ia bawa kabur ratusan juta rupiah uang saya ..”

”Ya…kamu tetap lakukan seperti biasanya, bahkan tingkatkan lagi…LEBIH DEKATKAN LAGI SAMA GUSTI ALLAH…apa yang terjadi padamu saat ini..merupakan tanda-tanda KAMU LAGI DISAYANG GUSTI ALLAH” jawab sang Kyai.

Mendengar jawaban sang Kyai, pemuda itupun tambah bengong dan bingung. Logika berfikirnya tidak masuk, namun untuk menanyakan lebih lanjut iapun tidak berani. Dengan kegelisahan yang masih menggelayut di kepalanya iapun pamitan pulang. Sesampai di rumah, ia pandangi dirinya sendiri di depan cermin, iapun berkata dalam hati…”menyedihkan….”.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Kalau dulu sisa uang masih bisa ia pergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, lambat laun semakin menipis, hingga pada suatu hari iapun terpaksa memecah celengan, tempat ia kumpulkan koin lima ratus dan seratus rupiah. Dengan tersayat – sayat hatinya iapun terpaksa memecah celengan itu, padahal semula celengan itu hanya sebagai tempat penyimpanan uang recehan yang menurutnya pada saat itu, tidak ada manfaatnya selain sebagai pemberian kepada ”polisi cepe” saat melintas di jalan.

Tahun berganti tahun pemuda ini ia lalui, dalam hari – harinya dalam kesulitan ia selalu terngiang-ngiang kata – kata sang Kyai, ” …LEBIH DEKATKAN LAGI SAMA GUSTI ALLAH…apa yang terjadi padamu saat ini..merupakan tanda-tanda KAMU LAGI DISAYANG GUSTI ALLAH”.

Iapun terus mengevaluasi diri tentang kekurangan ibadahnya kepada Allah, tidak hanya ibadah lahiriah namun lebih ke aspek batiniah ia sedikit – demi sedikit diperbaiki. Tanpa terasa lambat laun keadaan ekonominya berubah. Uang yang dulu tertipu rekan bisnisnya, telah kembali berlipat – lipat dari kemajuan usahanya.

Suatu saat iapun bersilaturahim kepada kyai yang dulu ia temui. Setelah berbincang sejenak, si pemuda itupun berkata kepada Kyai.
”Alhamdulillah kyai, dari pengalaman saya tertipu rekan bisnis saya yang dulu saya bisa belajar tentang bersyukur Rama Kyai ….”
” O…begitu, alhamdulillah…” jawab Kyai.

” Coba kalau saya tidak tertipu, saya tidak bisa merasakan arti sejumlah recehan yang dulu saya remehkan…Rama Kyai. Saat dalam kekurangan … uang recehan itu ternyata begitu berarti…., saya bisa merasakan betapa sesuatu yang sangat remeh menurut anggapan kita…ternyata berharga sekali…dan saya yakin, masih banyak rekan – rekan saya yang bernasib dibawah saya.” Kata Sang Pemuda.

” Alhamdulillah…berarti kamu SUDAH BISA MERASAKAN ARTI SYUKUR….terus, kamu kesini kok, pakai mobil butut…padahal duit kamu kan sudah banyak…JANGAN-JANGAN KAMU MALAH NGGA BERSYUKUR? ”, tanya Kyai dengan senyuman.

”Bukan begitu Rama Kyai, insya Allah saya bisa beli mobil yang jauh lebih mewah….tapi saya takut Rama Kyai…. saya selalu berdo’a, ”Ya Allah, jadikanlah dunia di tangan kami, tetapi jangan Engkau menjadikannya dalam hati kami….”, makanya saya berusaha lebih sederhana rama kyai..”

Mendengar jawaban pemuda, Kyaipun tersenyum agak lebar, kemudian berkata, ”Alhamdulillah…semoga banyak pemuda yang berprinsip sama seperti kamu…..namun, kamu juga harus hati – hati, tanyakan dalam hatimu….sikapmu itu…KARENA TULUS , atau KARENA INGIN DIANGGAP SEDERHANA…..INGIN DIANGGAP ZUHUD….”

Ketika mendengar uraian sang kyai yang terakhir, ”…ingin dianggap sederhana…..ingin dianggap zuhud….”, hati pemuda itupun bergetar…., iapun lantas menunduk, lantas berkata, ”Ya…Kama Kyai…saya masih harus belajar ….”.

Sahabat……

Sukses tidak ada hubungan dengan menjadi kaya raya,
Sukses itu tidak serumit/serahasia seperti kata para pakar,

SUKSES adalah KITA!
Karena kesuksesan terbesar ADA pada DIRI KITA SENDIRI.

Bagaimana Kita tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk membuahi 1 ovum, itulah sukses pertama Kita!

Bagaimana Kita bisa lahir dengan anggota tubuh sempurna tanpa cacat, itulah kesuksesan Kita kedua…

Ketika Kita ke sekolah bahkan bisa menikmati studi sarjana, di saat tiap menit ada 10 siswa drop out karena tidak mampu bayar SPP, itulah sukses Kita ketiga….

Ketika Kita mempunyai pekerjaan, di saat 46 juta orang menjadi pengangguran, itulah sukses Kita keempat….

Ketika Kita masih bisa makan tiga kali sehari, di saat ada 3 juta orang mati kelaparan setiap bulannya, itulah kesuksesan Kita yang kelima…

Sukses terjadi setiap hari, namun Kita tidak pernah menyadarinya. ..

Saya sangat tersentuh ketika menonton film “Click!” yg dibintangi Adam Sandler, “Family comes first” (dahulukan keluarga) , begitu kata2 terakhir kepada anaknya sebelum dia meninggal.

Saking sibuknya Si Adam Sandler ini mengejar kesuksesan, ia sampai tidak sempat meluangkan waktu untuk anak & istrinya, bahkan tidak sempat menghadiri hari pemakaman ayahnya sendiri, keluarga nya pun berantakan, istrinya yang cantik menceraikannya, anaknya jadi ngga kenal siapa ayahnya…

Sukses selalu dibiaskan oleh penulis buku laris supaya bukunya bisa terus2an jadi best seller dengan membuat sukses menjadi hal yg rumit dan sukar didapatkan.

Sukses tidak melulu soal harta, rumah mewah, mobil sport, jam Rolex, pensiun muda, menjadi pengusaha, punya kolam renang/helikopter, punya istri cantik seperti Donald Trump & resort mewah di Karibia…

Sukses sejati adalah hidup dengan penuh syukur atas segala rahmat Tuhan, sukses yang sejati adalah menikmati & bersyukur atas setiap detik kehidupan Kita,

Pada saat Kita gembira, Kita gembira sepenuhnya, sedangkan pada saat Kita sedih, Kita sedih sepenuhnya, setelah itu Kita sudah harus bersiap lagi menghadapi episode baru lagi.

Sukses sejati adalah hidup benar di jalan Allah, hidup baik, tidak menipu, saleh & selalu rendah hati.

Sukses sejati adalah ketika kita bisa BERMANFAAT & BERBAGI kepada orang lain..

Sukses itu tidak lagi menginginkan kekayaan ketimbang kemiskinan, tidak lagi menginginkan kesembuhan ketimbang sakit, sukses sejati adalah bisa menerima sepenuhnya kelebihan, keadaan dan kekurangan Kita apa adanya dengan penuh syukur.

Pernahkah Kita menyadari?

Kita sebenarnya tidak membeli suatu barang dengan uang. Uang hanyalah alat tukar, Kita sebenarnya membeli rumah dari waktu Kita.

Ya, Kita mungkin harus kerja siang malam utk bayar KPR selama 15 tahun atau beli mobil/motor kredit selama 3 tahun. Itu semua sebenarnya Kita dapatkan dari membarter waktu Kita, Kita menjual waktu Kita dari pagi hingga malam kepada penawar tertinggi untuk mendapatkan uang supaya bisa beli makanan, pulsa telepon dll.

Aset terbesar Kita bukanlah rumah/mobil Kita, tapi diri Kita sendiri, Itu sebabnya mengapa orang pintar bisa digaji puluhan kali lipat dari orang bodoh.

Semakin berharga diri Kita, semakin mahal orang mau membeli waktu Kita.

Itu sebabnya kenapa harga 2 jam-nya Kiyosaki bicara ngalor ngidul di seminar bisa dibayar 200 juta atau harga 2 jam seminar Pak Tung Desem Waringin bisa mencapai 100 juta!!!

Itu sebabnya kenapa Nike berani membayar Tiger Woods & Michael Jordan sebesar 200 juta dollar, hanya untuk memakai produk Nike. Suatu produk bermerk menjadi mahal/berharga bukan karena merk-nya, tapi karena produk tsb dipakai oleh siapa.

Itu sebabnya bola basket bekas dipakai Michael Jordan diperebutkan, bisa terjual 80 juta dollar, sedangkan bola basket bekas dengan merk sama, bila kita jual harganya justru malah turun.

Beginilah hidup di Dunia yang sejenak ini, kita seperti mengejar fatamorgana, bila dilihat dari jauh, mungkin kita melihat air/emas di kejauhan, namun ketika kita kejar dng segenap tenaga kita & akhirnya kita sampai, yang kita lihat yah cuman pantulan sinar matahari/corn flakes saja.

Kita juga sudah sadar semuanya tentang hidup ini namun masih lebih suka mengejar fatamorgana tsb ketimbang menghabiskan waktu Kita yg sangat berharga bersama dengan orangtua yg begitu mencintai Kita, memeluk hangat suami / istri / kekasih Kita, mengatakan “I love you” kepada org2 yang Kita cintai: orang tua, istri, suami, anak, sahabat2 Kita.

sumber: zarchisme.wordpress.com

07 Desember 2009

Eko Pramono Menangis di Podium MK


Jakarta - Eko Pramono, guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SDN Soka, Wunung, Wonosari, Gunung Kidul DIY, menangis haru di podium Mahkamah Konstitusi (MK). Eko baru saja dinobatkan sebagai guru PKn terbaik nasional tingkat Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.

"Penghargaan ini bukan untuk saya tapi untuk murid-murid saya. Melihat wajah merekalah saya masih mampu bertahan," ujar Eko.

Hal ini disampaikan Eko dalam acara penobatan Guru PKn terbaik nasional di Kantor MK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (25/11/2009).

Eko sempat menangis saat diberi penghargaan. Dirinya mengaku teringat perjuangan ibunya berjualan di emperan jalan untuk membiayai sekolahnya dulu.

"Ini tidak pernah terjadi kalau mbok dulu tidak berjualan dari emper ke emperan sekadar untuk makan kami," isaknya.

Tidak hanya Eko yang terisak. Beberapa hakim konstitusi seperti Akil Mochtar, Maria Farida dan Muhamad Alim terlihat menitikkan air mata.

Eko mengaku tidak akan melupakan kunjungannya ke Jakarta dan ke Gedung MK ini. Kalau tidak ada acara ini dirinya mengaku tidak akan bisa tidur di hotel dan makan enak di Ibukota

"Sekarang saja saya masih merasa di lift," akunya.
(rdf/nrl)
sumber: www.detiknews.com

06 Oktober 2009

Mencintai

Manusiawi sekali kalau kamu ingin dicintai. Cinta memang indah, menggairahkan dan mempesona. Namun kamu tidak bisa meminta atau memaksa orang lain mencintaimu.
Satu-satunya cara yang bijak untuk dicintai adalah dengan mulai mencintai.

1. Mencintai berarti merindukannya.
Kerinduanmu menyiratkan betapa berartinya dia bagimu sehingga kepergiannya membuat kamu merasa kehilangan, betapa kamu ingin selalu bersamanya, dan betapa waktu terasa
lama ketika dia tidak berada disisimu. Ungkapkanlah kerinduanmu ketika kalian tidak bertemu dalam waktu yang cukup lama atau terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Jangan tahan rasa rindumu , dan jangan biarkan dia menanti ungkapan kerinduanmu.

2. Mencintai berarti memotivasinya.
Doronglah kekasihmu untuk meraih cita-citanya, untuk bangkit dari kegagalan, untuk berani mengambil keputusan penting yang sudah ditundanya, dsb.

3. Mencintai berarti memaaafkannya.

Karena kekasihmu juga seorang manusia biasa yang bisa salah, maka pemeberian maaf adalah salah satu bukti cintamu padanya. Belajarlah untuk mudah memaafkan kekasihmu
setiap kali dia melakukan kesalahan-kesalahan kecil yang tidak prinsipil. Bahkan untuk kesalahannya yang cukup besar pun kamu perlu memaafkannya setelah persoalannya dibicarakan secara terbuka. menyimpan kesalahan akan merusak hubungan cinta yang sudah lama terjalin.

4. Mencintai berarti menyadarkannya.
Meskipun cinta sejati menutupi banyak kesalahan, namun cinta juga mengoreksinya, memperingatkannya dan menegurnya bila dianggap perlu. Ketika kekasihmu melakukan hal-hal yang buruk, ketika dia hendak mengambil keputusan yang bodoh dan berbahaya, saat itulah kamu perlu menyadarkannya.

5. Mencintai berarti peka terhadap keinginan dan kebutuhannya.
Kalau kekasihmu seorang yang terbuka, kamu akan lebih mudah memahaminya. Tapi kalau dia tertutup, sebaiknya sering-seringlah menanyakan kepadanya. Jangan sampai tanpa sadar kamu mengulang-ulang kebiasaan yang dibencinya, tapi jarang melakukan apa yang disukainya.

6. Mencintai berarti berterima kasih .
Berterima kasih atas kerelaannya menjadi kekasihmu, atas kesetiaannya dan atas pengorbanannya. Terimalah dengan penuh penghargaan ungkapan kasih sayang yang ditunjukkannya dalam bentuk apapun. Jangan mematikan gairah cintanya dengan sikap dingin dan pasif. Ungkapkanlah rasa terima kasihmu dengan ucapan yang manis, senyuman atau pelukan.

7. Mencintai berarti mempercayai dan memberinya kesempatan untuk membuktikan ketulusan dan kesetiaannya kepadamu.
Jangan membebani dia dengan rasa cemburu dan rasa takut kehilangan dia. Jangan mengekangnya hanya karena kamu kurang mempercayainya.

8. Mencintai berarti selalu berusaha untuk membahagiakannya.
Ketika kamu ikut andil dalam membuatnya bahagia, maka kebahagiaannya akan menjadi
sebagian dari kebahagiaanmu. Jangan pelit untuk berkorban bagi orang yang kamu cintai.

9. Mencintai berarti memberinya kebebasan untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya, termasuk keluhan, kemarahan, harapan dan kekecewaannya.
Jadilah pendengar yang baik agar kamu bisa lebih memahami isi hati dan masalah yang dihadapinya. Jangan biarkan dia memendam perasaannya karena merasa malu dan segan, jangan biarkan dia membungkam mulutnya karena merasa takut, dan jangan biarkan dia selalu mengalah karena ingin menghindari konflik dengan kamu.

10. Mencintai berarti menghargainya dan membuatnya merasa puas menjadi dirinya.
Hargailah kekasihmu sebagai pribadi yang istimewa. Buatlah hatinya selalu berbunga-bunga dengan pujian dan kekagumanmu padanya. Jangan pernah merendahkan dan menghinanya, meskipun dalam konteks bercanda.